Advertisements

Apa Itu People Pleaser: Ciri-Ciri, Dampak, serta Aspek Penting Lainnya

Infokekinian.com – Banyak dari kamu mungkin pernah mendengar istilah”apa itu people pleaser” atau orang yang cenderung memenuhi keinginan orang lain demi mendapatkan penerimaan atau persetujuan. Apakah kamu salah satu orang yang sering merasa sulit untuk mengatakan tidak kepada permintaan orang lain?

Apakah kebahagiaan kamu sering kali tergantung pada persetujuan dari orang lain? Jika ya, kamu mungkin termasuk dalam kategori “people pleaser”. Namun, apa itu people pleaser sebenarnya? Apa yang mendorong perilaku ini, dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.

Apa Itu People Pleaser

Apa Itu People Pleaser?

People pleaser adalah individu yang secara berlebihan peduli dengan bagaimana pikiran orang lain memandang mereka. Mereka sering kali mengobarkan kebutuhan, keinginan, dan nilai-nilai pribadi mereka demi mendapatkan persetujuan atau penerimaan dari orang lain.

Meskipun perilaku ini sering kali muncul dari keinginan untuk membuat orang lain bahagia, seringkali dampak jangka panjangnya bisa merugikan diri sendiri.

Ciri-Ciri People Pleaser

Berikut adalah beberapa ciri-ciri khas dari seorang people pleaser:

1. Kesulitan Mengatakan Tidak

People pleaser cenderung memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak kepada permintaan atau tuntutan dari orang lain, meskipun hal tersebut mungkin merugikan mereka sendiri. Mereka lebih cenderung mengutamakan keinginan orang lain daripada kebutuhan pribdai mereka sendiri.

2. Kecenderungan Mengorbankan Keinginan Sendiri

Mereka sering kali mengorbankan keinginan atau kebutuhan pribadi mereka demi menyenangkan orang lain. Misalnya, mereka mungkin menunda atau mengesampingkan hal-hal yang mereka inginkan demi membantu atau mendukung orang lain.

3. Merasa Tidak Nyaman dengan Konflik

People pleaser cenderung menghindari konflik atau pertikaian dengan cara apapun. Mereka takut bahwa konflik dapat merusak hubungan atau membuat orang lain tidak menyukai mereka, sehingga mereka cenderung menyetujui apa pun untuk menghindari konflik.

4. Kurangnya Batasan Pribadi yang Jelas

Merasa sering kali memiliki batasan pribadi yang kurang jelas atau fleksibel, yang membuat mereka sulit untuk membedakan antara membantu orang lain dengan merugikan diri sendiri. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengatakan tidak, bahkan ketika hal tersebut bertentangan dengan niali atau keinginan mereka sendiri.

5. Ketergantungan pada Persetujuan Orang Lain

People pleaser cenderung sangat tergantung pada persetujuan atau pujian dari orang lain untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri. Mereka mencari validasi dari luar sebagai cara untuk memperkuat rasa harga diri mereka.

6. Merasa Bersalah Jika Tidak Membantu

Ciri-Ciri People Pleaser

Mereka sering kali merasa bersalah atau tertekan jika mereka tidak dapat atau tidak mau membantu orang lain. Perasaan bersalah ini bisa menjadi pendorong utama di balik perilaku mereka yang selalu siap membantu.

7. Kesulitan Menerima Kritik atau Penolakan

People pleaser cenderung sangat peka terhadap kritik atau penolakan dari orang lain. Mereka mungkin merasa sangat terluka atau merasa buruk jika apa yang mereka lakukan tidka memenuhi harapan atau tidak disetujui oleh orang lain.

8. Kurangnya Prioritas Pribadi yang Jelas

Mereka sering kali tidak memiliki prioritas atau tujuan pribadi yang jelas karena lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan atau harapan orang lain.

Dampak Negatif dari Menjadi People Pleaser

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang umum:

  • Kehilangan Identitas Pribadi: People pleaser cenderung sangat fokus pada keinginan dan harapan orang lain sehingga seringkali mereka kehilangan identitas pribadi. Mereka mungkin mengabaikan atau bahkan tidak menyadari apa yang mereka inginkan atau butuhkan secara pribadi.
  • Stres dan Kecemasan: Mencoba untuk menyenangkan semua orang dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. People pleaser sering merasa tertekan karena berusaha memenuhi harapan dan keinginan orang lain, bahkan ketika itu merugikan diri mereka sendiri.
  • Kurangnya Penghargaan Diri: Fokus yang berlebihan pada menyenangkan orang lain dapat mengarah pada kurangnya penghargaan diri. People pleaser sering kali menilai nilai dan keberhasilan mereka berdasarkan seberapa banyak mereka disukai atau disetujui oleh orang lain, bukan dari kepuasan atau keberhasilan pribadi.
  • Hubungan yang Tidak Seimbang: People pleaser cenderung menjalin hubungan yang tidak seimbang, di mana mereka memberikan lebih dari yang mereka terima. Ini bisa mengakibatkan hubungan yang tidak sehat dan mempengaruhi keseimbangan emosional mereka.
  • Kurangnya Pengambilan Keputusan yang Mandiri: Ketergantungan pada persetujuan orang lain sering membuat people pleaser kesulitan dalam mengambil keputusan yang mandiri. Mereka mungkin terlalu mempertimbangan pendapat orang lain tanpa mempertimbangkan keinginan atau nilai-nilai pribadi.
  • Perasaaan Terisolasi: Ironisnya, meskipun people pleaser sering berusaha keras untuk diterima dan disukai, mereka dapat merasa terisolasi atau kesepian karena kurangnya hubungan yang didasarkan pada kejujuran atau autentisitas.
  • Pengalaman Emosional yang Dalam: Menyembunyikan atau menekan emosi sendiri untuk menyenangkan orang lain bisa membuat people pleaser mengalami kesulitan mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri dengan sehat.
  • Kurangnya Perkembangan Pribadi: Kecenderungan untuk selalu memprioritaskan keingin orang lain dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi. People pleaser mungkin kurang mengalami eksplorasi diri dan pengembangan keterampilan pribadi yang penting.

Strategi Mengatasi Perilaku People Pleaser

Berikut adalah beberapa strategi mengatasi perilaku people pleaser:

1. Mengenali Pola Perilaku

Langkah pertama yang penting adalah mengenali perilaku people pleaser dalam diri sendiri. Kesadaran akan kecenderungan untuk salalu mengutamakan keinginan orang lain dapat membantu untuk memulai proses perubahan.

2. Refleksi Diri dan Nilai Pribadi

Penting untuk melakukan refleksi mendalam terhadap nilai-nilai dan kebutuhan pribadi. Mengetahui apa yang sebenarnya penting bagi diri sendiri dan apa yang tidak boleh dikorbankan demi menyenangkan orang lain adalah langkah awal yang krusial.

3. Belajar Mengatakan TIdak

Strategi Mengatasi Perilaku People Pleaser

Salah satu langkah paling penting adlaah belajar untuk mengatakan tidak. Ini bukan berarti menjadi egois atau tidak peduli terhadap orang lain, tetapi lebih tentang menetepkan batasan yang sehat dan menghormati kebutuhan pribadi.

4. Mempraktikkan Keterbukaan dan Kejujuran

Membangun keterbukaan dan kejujuran dalam komunikasi dengan orang lain adalah kunci untuk mengatasi perilaku people pleaser. Berani mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan pendapat secara jelas dan tegas akan membantu untuk membangun hubungan yang lebih seimbang dan saling menghormati.

5. Menentukan Prioritas dan Fokus

Menetapkan prioritas yang jelas dan fokus pada tujuan-tujuan pribadi adalah strategi penting lainnya. Hal ini membantu untuk tidak terlalu tersebar dalam memenuhi permintaan orang lain yang mungkin tidak selalu mendukung pencapaian tujuan dan kebahagian pribadi.

7. Membangun Keterampilan Pengambilan Keputusan

Membangun keterampilan pengambilan keputusan yang kuat adalah penting dalam mengatasi perilaku people pleaser. Belajar untuk mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan terhadap kebutuhan dan kebahagian pribadi adalah langkah yang sangat diperlukan.

8. Menghargai Diri Sendiri

Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya adalah belajar untuk diri sendiri. Mengakui nilai dan kontribusi yang kita berikan tanpa terlalu mengandalkan validasi dari orang lain dapat membantu memperkuat rasa harga diri dan mengurangi kebutuhan untuk menjadi people pleaser.

Kesimpulan

Menjadi people pleaser adalah perilaku kompleks yang dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan hubungan seseorang. Dengan mengenali dan memahami motivasi di balik perilaku ini, serta mengambil langkah-langkah untuk mengubah pola pikir dan perilaku, seseorang dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hidup mereka.