Advertisements

Cara Untuk Mengatasi Anemia, Penderita Anemia Harus Tau

InfoKekinian.com – Pada kesempatan kali ini kami akan mengajak kamu untuk mengetahui cara untuk mengatasi anemia, yang merupakan penyakit yang paling umum terjadi.

Di negara-negara terbelakang, wanita dan anak-anak sangat rentan terhadap anemia. Anemia adalah gangguan di mana tubuh kekurangan sel darah merah, yang menyebabkan kekurangan hemoglobin.

Apa Itu Anemia
Hemoglobin dalam sel darah merah memiliki kemampuan untuk mengangkut dan mendistribusikan oksigen ke berbagai organ dalam tubuh.

Jika suplai oksigen tubuh berkurang, organ tidak akan bisa beroperasi secara normal. Akibatnya, efek paling umum dari anemia adalah tubuh yang mudah lelah dan lemah.

Secara umum, anemia tidak berbahaya bagi tubuh. Namun, anemia berpotensi berbahaya. Selain anemia, hipoksia anemia adalah komplikasi penyakit yang paling serius.

Lantas, bagaimana cara untuk mengatasi anemia? Simak artikel ini hingga selesai.

Apa Itu Anemia?

Anemia adalah kondisi darah yang ditandai dengan kekurangan sel darah merah dalam tubuh.

Karena alasan inilah, penyakit ini kadang-kadang disebut kurang darah, meskipun tidak sama dengan tekanan darah rendah.

Kurangnya hemoglobin dalam sel darah merah juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang bertanggung jawab atas warna merah darah.

Protein ini membantu pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh oleh sel darah merah. Jika tubuh tidak menerima cukup zat besi dari makanan, hemoglobin akan diubah.

Menurut Mayo Clinic, kisaran khas untuk sel darah merah pria (eritrosit) adalah 4,32 – 5,72 juta sel/mcL dan untuk wanita adalah 3,90 – 5,02 juta sel/mcL.

Pria memiliki kadar hemoglobin normal antara 13,2 dan 16,6 gram/dL, sedangkan wanita memiliki kadar normal antara 11,6 dan 15,0 gram/dL. Kurang dari itu juga disebut sebagai kekurangan darah.

Namun, jumlah normal hemoglobin dapat bervariasi berdasarkan peralatan pemeriksaan laboratorium.

Seseorang dengan anemia tidak menerima cukup darah beroksigen. Akibatnya, kamu mungkin merasa lelah atau lemah.

Selain itu, kamu mungkin memiliki gejala seperti sesak napas, vertigo, atau sakit kepala.

Gejala Anemia

Gejala Anemia
Anemia ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata. Namun, gejala anemia yang paling umum adalah sebagai berikut:

  1. Merasa gelisah
  2. Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya
  3. Sakit kepala
  4. Sulit konsentrasi atau masalah berpikir

Namun, jika penyakit ini tidak diobati, bisa memburuk. Jika anemia memburuk, gejala berikut mungkin menjadi lebih parah:

  1. Warna putih pada kelopak mata bawah bagian dalam
  2. Jari kaki dan kuku yang rapuh
  3. Pica adalah pemaksaan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makan es batu atau tanah
  4. Merasa pusing dan lemas saat berdiri
  5. Warna kulit pucat
  6. Sesak nafas.

Penyebab Anemia

Anemia disebabkan oleh kurangnya sel darah merah atau hemoglobin yang sehat dalam tubuh. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak menerima oksigen yang cukup dan tidak beroperasi secara normal (hipoksemia).

Secara umum, anemia disebabkan oleh tiga kondisi berikut:

  1. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
  2. Kehilangan darah yang signifikan
  3. Tingkat pemecahan sel darah merah berlebihan dan cepat.

Berikut ini adalah bentuk umum dari anemia berdasarkan penyebab yang mendasarinya:

1. Anemia Karena Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi mencegah tubuh memproduksi hemoglobin (Hb). Penyakit ini dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam makanan atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi, misalnya karena penyakit celiac.

2. Anemia Selama Kehamilan

Anemia Selama Kehamilan
Normalnya, ibu hamil mengalami penurunan kadar hemoglobin. Namun, selama kehamilan, kebutuhan hemoglobin meningkat, sehingga memerlukan lebih banyak komponen pembentuk hemoglobin, terutama zat besi, vitamin B12, dan asam folat.

Dengan tidak adanya ketiga mineral ini, anemia dapat berkembang, yang dapat berbahaya bagi ibu hamil dan janin.

3. Anemia Akibat Pendarahan

Pendarahan hebat yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang lama atau tiba-tiba dapat menyebabkan anemia.

Penyebabnya bisa karena kecelakaan, masalah menstruasi, wasir, radang lambung, kanker usus besar, atau efek samping farmakologis seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Anemia yang disebabkan oleh pendarahan juga bisa menjadi gejala cacingan, khususnya infeksi cacing tambang, yang menghisap darah dari dinding usus.

4. Anemia Aplastik

Kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah secara optimal, sehingga menyebabkan anemia aplastik.

Dipercaya bahwa infeksi, penyakit autoimun, paparan bahan kimia berbahaya, dan efek negatif dari obat-obatan dan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis memicu kondisi ini..

5. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik berkembang ketika penghancuran sel darah merah melebihi produksinya.

Sindrom ini dapat diturunkan dari orang tua atau didapat setelah lahir sebagai akibat dari kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, atau efek negatif dari obat-obatan seperti parasetamol, penisilin, dan antimalaria.

6. Anemia Akibat Penyakit Kronis

Beberapa gangguan dapat mengganggu perkembangan sel darah merah, terutama jika terus-menerus. Ini termasuk HIV/AIDS, penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, dan rheumatoid arthritis.

7. Anemia Sel Sabit (sickle cell anemia)

Penyebab anemia sel sabit adalah mutasi genetik (perubahan) pada hemoglobin.

Akibatnya, hemoglobin menjadi sangat lengket dan berbentuk seperti bulan sabit. Anemia sel sabit dapat muncul jika kedua orang tua membawa sifat genetik ini.

8. Thalasemia

Mutasi gen yang mengganggu pembuatan hemoglobin menyebabkan talasemia. Seseorang dapat menderita thalassemia jika salah satu atau kedua orang tuanya mengidap penyakit tersebut.

Cara Mengatasi Anemia

Cara Mengatasi Anemia
Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi atau menyembuhkan anemia:

Konsumsi Makanan Yang Mengandung Zat Besi

Zat besi merupakan salah satu komponen sel darah merah dan hemoglobin.

Zat besi harus bercampur dengan protein untuk membuat hemoglobin dalam darah, yang tujuan utamanya adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru dan mendistribusikannya ke setiap jaringan sel dan organ dalam tubuh.

Besi memainkan fungsi penting dalam produksi hemoglobin dalam sel darah merah. Mengkonsumsi makanan kaya zat besi sangat penting bagi kamu yang menderita anemia.

Zat besi dapat diperoleh dari berbagai sumber hewani dan tumbuhan. Manusia akan menyerap zat besi dari produk hewani, seperti daging merah, lebih efisien.

Namun, ini tidak berarti bahwa produksi sayuran tidak efektif. Kandungan zat besi sangat tinggi dalam makanan hijau seperti bayam, kacang-kacangan, dan kangkung. Kacang-kacangan juga merupakan sumber zat besi.

Konsumsi Makanan yang Mengandung Asam Folat

Asam folat merupakan salah satu vitamin B yang larut dalam air. Asam folat dibutuhkan untuk perkembangan sel darah merah.

Jika asam folat dalam tubuh tidak mencukupi, sintesis sel darah merah akan terus menurun, yang dapat menyebabkan anemia.

Sel darah merah termasuk hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen, seperti yang sudah kita ketahui.

Jika jumlah sel darah merah berkurang, jumlah hemoglobin juga akan berkurang, sehingga distribusi oksigen tidak efisien.

Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh tubuh bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin individu.

Namun jika kamu mengalami anemia, sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung asam folat, seperti sayuran hijau, almond, serta buah-buahan berbahan dasar jeruk dan pisang.

Konsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin B12

Vitamin B12, selain asam folat, diperlukan untuk produksi sel darah di sumsum tulang. Jika salah satu dari dua bahan kimia itu kekurangan, jelas bahwa sintesis sel darah merah akan minimal.

Anemia megaloblastik adalah nama lain dari anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Ini adalah kelainan di mana sel darah merah yang diproduksi tidak berkembang dengan benar.

Vitamin B12 terjadi secara alami dalam berbagai makanan, termasuk hati sapi, telur, almond, sayuran hijau, dan buah jeruk.

Perawatan Medis – Transfusi Darah

Perawatan Medis – Transfusi Darah
Jika kamu mengetahui anemia kamu dan mengunjungi dokter, mengubah gaya hidup dan makanan kamu adalah pendekatan termurah untuk mengobatinya.

Namun, jika ini tidak memperbaiki kondisi kamu, transfusi darah dapat dilakukan. Namun, perawatan ini harus disetujui oleh dokter dan sangat disarankan jika tingkat anemia kamu kronis.

Dengan menerima transfusi darah, tubuh kamu akan menerima suplai darah yang sehat dan jumlah sel darah merahnya akan pulih.

Tergantung pada derajat anemia, tindakan ini sangat mungkin dilakukan secara rutin.

Mengenai transfusi darah itu sendiri, kami telah menjelaskan dalam posting sebelumnya cara mentransfusikan darah pada orang, serta efek transfusi darah, serta risiko yang terkait dengan transfusi darah yang salah dan konsekuensi potensial bagi pasien.

FAQ

Berikut kami telah merangkum beberapa pertanyaan yang umum dipertanyakan seputar cara untuk mengatasi anemia:

Apa yang Dirasakan Orang Anemia?

Orang dengan gangguan anemia, biasanya akan meraskan pusing serta sakit kepala, mengantuk setelah makan, kulit menjadi pucat dan kekuningan, serta detak jantung yang tidak teratur.

Anemia Tidak Boleh Makan Apa?

Makanan yang mengandung fitat, seperti beras merah, kacang-kacangan, dan gandum, sebaiknya dihindari bagi para penderita anemia.

Hal ini karena makanan yang mengandung fifat ini bisa mengikat zat besi yang ada pada sistem pencernaan, hingga penyerapan zat besi pada tubuh bisa terganggu.

Berapa Lama Sembuh dari Anemia?

Secara umum, setelah mengonsumsi suplemen, para penderita anemia bisa membaik dalam waktu 1 minggu.

Tetapi, biasanya para pasien harus tetap mengonsumsi suplemen zat besi selama 6-12 bulan lamanya, untuk mencukupi cadangan zat besi di sumsum tulang belakang.

Pasien biasanya akan membaik dalam waktu 1 minggu setelah mengonsumsi suplemen.

Namun, umumnya pasien tetap harus mengonsumsi suplemen zat besi hingga 6–12 bulan untuk mencukupi cadangan zat besi di sumsum tulang.

Apakah Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Anemia?

Jika seseorang secara terus menerus tidur larut malam dan menjadi berkurangnya waktu tidur, bisa memicu sel darah merah berkurang pada tubuh, sehingga bisa mengakibatkan anemia hingga kronis.

Kesimpulan

Itulah sedikit informasi mengenai cara untuk mengatasi anemia yang perlu kamu ketahui.

Meskipun kini kamu sudah mengetahui, tetapi kamu tetap perlu konsultasi kepada dokter, agar mendapatkan perawatan atau tindakan yang tepat.