Advertisements

9 Daftar Twibbon Hut RI 77

Infokekinian.com – Sebentar lagi Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-77. Untuk merayakannya, kami akan mengulas sedikit sejarah singkat dan membagikan daftar twibbon HUT RI.

Dengan menggunakan twibbon ini, kamu bisa ikut serta dalam memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia.

Yang kemudian bisa kamu jadikan foto profil, maupun kamu bagikan ke sosial media milikmu lainnya.

Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sebenarnya, pembuatan twibbon maupun cara pemasangannya terbilang cukup mudah. Sehingga ini akan cocok kamu coba ikuti langkahnya.

Selain upacara kemeredekaan dan sebelum hadirnya twibbon ini, ada ciri khas yang telah melekat sejak dulu di para masyarakat Indonesia. Yaitu, perlombaan 17 Agustus.

Perlombaan ini biasanya di ikuti oleh kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa. Hal ini bertujuan untuk memeriahkan hari kemerdekaan dan juga untuk memperingati perjuangan para pahlawan untuk mendapat kemerdekaan ini.

Tapi sebelum lanjut, kami akan mengulas sedikit sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Jika berbicara mengenai perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia, tentulah cukup panjang.

Dan sejarah proklamasi ini pun terbentuk menjadi tiga bagian penting, antara lain pertemuan di Dalat, pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jendral Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda, dan yang terakhir Peristiwa Rengasdengklok.

Banyak sekali peristiwa yang terjadi dan melatarbelakangi sebelum Ir.Soekarno membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945.

salah satu peristiwa yang terjadi adalah dengan meledaknya bom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945 di Nagasaki.

Hal itu dilakukan oleh Amerika agar Jepang menyerah kepada Amerika Serikat. Sehingga Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya di saat Jepang sedang mengalami kekosongan kekuasaan.

1. Pertemuan di Dalat

Setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom ke dua kota terbesar milik Jepang, hal itu tentu semakin membuat Jepang terpojok hingga menyerah pada sekutu pada 14 Agustus 1945.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, tepatnya dua hari sebelum Jepang menyerah pada sekutu. Ada tiga tokoh nasional Indonesia, Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Dr. Radjiman Wedyodiningrat yang memenuhi undangan dari seorang Panglima tentara besar Jepang, Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam Selatan.

Pada pertemuan ini, Jenderal Terauchi menyampaikan beberapa hal, antara lain:

  1. Jepang memberikan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia
  2. Jepang membentuk Panitia Persatuan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), untuk melaksanakan kemerdekaan
  3. Pelaksanaan kemerdekaan akan dilaksanakan secepat mungkin setelah segala persiapan telah selesai dilakukan dan secara bertahap, mulai dari Pulau Jawa hingga disusul pulau lainnya
  4. Seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda akan menjadi wilayah Indonesia.

Pertemuan ini tentunya akan menjadi sebuah momentum untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia.

Tetapi, nyatanya pada pertemuan ini menimbulkan perdebatan antara golongan tua dan juga golongan muda. Yang akhinya perdebatan ini pun menemukan titik terang.

2. Pertemuan Soekarno Hatta dengan Jendral Nishimura dan Laksamana Maeda

Setelah pertemuan di Dalat telah usai, para tokoh nasional pun kembali ke Jakarta. Dan kemudian, Seokarno Hatta di antar oleh Laksamana Muda Maeda untuk bertemu dengan kepala pemerintahan militer Jepang, Mayor Jendral Moichiro Yamamoto, seorang kepala staff tentara XVI, angkatan darat.

Tetapi, pada saat itu Jenderal Moichiro Yamamoto menolak Seokarno Hatta, sehingga mengutus Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, seorang Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang untuk menerima dan menyambur kedatangan mereka.

Tetapi Nishimura mengatakan kalau sejak siang, Jepang diperintahkan untuk harus tetap menjaga status quo.

Sehingga mereka tidak bisa memberikan kemerdakaan pada Indonesia, sesuai dengan perintah dari Tokyo.

Hal itu tentunya membuat Soekarno Hatta menjadi kecewa, terlebih Jenderal Terauchi sudah membuat kesepakatan pada saat pertemuan di Dalat, beberapa waktu lalu.

Dan akhirnya, Soekarno Hatta pun mengatakan dan meminta Nishimura untuk tidak menghalangi kerja PPKI.

Kemudian, Soekarno Hatta pun pergi ke rumah Laksamana Maeda yang ditemani oleh Miyoshi untuk mempersiapkan teks proklamasi.

Dan pada penyusunan teks proklamasi yang dilakukan oleh Soekarno, Moh Hatta, Achmad Soebardjo dan yang disaksikan oleh Sukarni, B.M. Diah Sudiro, dan Sayuti Melik.

Tetapi, pada penyusunan teks proklamasi ini, seorang staff dari Laksamana Maeda yang bernama Shigetada Nishijima pun seolah sedang mencapuri penyusunan ini.

Shigetada Nishijima memberikan saran untuk memindahkan kekuasaan itu berarti hanya sebatas kekuasaan administratif.

Hal itu tentunya di tolak dan tidak di setujui oleh para tokoh yang hadir. Tetapi, pendapat yang diberikan oleh Shigetada Nishijima masih diagungkan oleh beberapa kalangan.

Kemudian saat konsep teks proklamasi ini telah disepakati, kemudian Sayuti Melik mulai menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik milik Dr. Herman Kandeler, yang diambil dari kantor AL Jerman.

Dan setelah itu kesepakatan untuk lokasi pembacaan teks proklamasi yang semula di lapangan Ikada pun berubah dan dipindahkan ke kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, no 56, dengan alasan keamanan.

3. Peristiwa Rengasdengklok

Pada awalnya, saat peristiwa pengeboman yang terjadi di Hirosima Nagasaki itu disembunyikan agar tidak ada yang tahu.

Tetapi, para pemuda pun mengetahui kabar tersebut melalui siaran radio BBC di bandung sehingga membuat mereka meminta Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kumandangkan.

Di bawah pimpinan Chaerul Saleh, para pemuda tersebut melakukan rapat yang menghasilkan beberapa keputusan bahwa, kemerdekaan adalah hak seluruh rakyat Indonesia, pemutusan hubungan dengan Jepang dan diharapkannya pembacaan proklamasi Indonesia dikumandkan dengan segera oleh Soekarno Hatta.

Kemudian para pemuda pun mengutus Wikana dan Darwis untuk bertemu dengan Soekarno Hatta untuk menyampaikan hasil keputusan rapat dan meminta proklamasi dilakukan pada 16 Agustus 1945.

Karena Jepang masih bersenjata lengkap dan bertugas melindungi status quo, kelompok yang lebih tua menolak gagasan para pemuda, sehingga terjadi perbedaan pendapat.

Wikana dan Darwis melaporkan hasil diskusi mereka dengan Soekarno dan Mohammad Hatta kepada pertemuan para pemuda di Asrama Menteng 31.

Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, Surachmat, Johan Nur, Singgih, Mandani, Sutrisno, Sampun, Subadio, Abdurrahman, dan Dr. Muwardi adalah di antara para pemuda yang hadir.

Setelah mendengar hasil laporan tersebut, para pemuda tersebut merasa tidak puas sehingga membuat suasana pertemuan menjadi tegang.

Para pemuda kemudian menyusun rencana untuk mengamankan Soekarno dan Hatta dengan melarikan diri dari kota ke lokasi terpencil.

Para pemuda ini mendelegasikan tugas ini kepada Syudanco Singgih dan rekan-rekan PETA Jakarta-nya.

Sukarni dan Yusuf Kunto membantu Syudanco Singgih saat menjalankan tugasnya. Menurut Singgih, Soekarno dan Hatta akan aman dan tenteram di Rengasdengklok.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Di Rengasdengklok, para pemuda berusaha keras untuk meyakinkan Soekarno dan Mohammad Hatta agar segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.

Soekarno dan Mohammad Hatta awalnya menentang pelaksanaan proklamasi Kemerdekaan. Namun, menyusul negosiasi dengan para pemuda dan Ahmad Subardjo.

Pada 17 Agustus 1945, di Jakarta, Soekarno dan Mohammad Hatta akan mendeklarasikan Kemerdekaan Indonesia.

Setelah memproklamasikan Kemerdekaan, Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo, dan Sudiro kembali ke Jakarta pada sore hari.

Penyebaran Teks Proklamasi

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, penyebaran berita atau informasi tentang kemerdekaan Indonesia ke seluruh Indonesia dan dunia merupakan tantangan yang cukup besar.

Pada tahun 1945, alat komunikasi masih belum mencukupi dan sangat terbatas. Selain itu, Jepang melarang Indonesia menyebarluaskan Proklamasi ke seluruh Indonesia.

Larangan tersebut menjadi salah satu penyebab lambatnya penyebaran berita Proklamasi ke berbagai lokasi, khususnya di luar Jawa.

Jusuf Ronodipuro membantu menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan ketika kantor berita Domei diblokir dan pekerjanya dilarang masuk ke negara itu.

Perjuangan menyebarluaskan Proklamasi juga dilakukan melalui pers dan selebaran. Proklamasi Kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dimuat di hampir setiap surat kabar harian yang terbit di Jawa pada tanggal 20 Agustus 1945.

Selain menyebarkan berita Proklamasi melalui media massa dan pemancar radio, utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI pada 18 Agustus 1945 juga menyampaikan berita tersebut secara langsung.

Teuku Mohammad Hassan dari Aceh, Sam Ratulangi dari Sulawesi, Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali), dan A. Hamidan dari Kalimantan termasuk di antara utusan tersebut.

Naskah Teks Proklamasi

Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia sebenarnya mengalami perubaha, yang pada awalnya ditulis tangan lalu menjadi diketik oleh Sayuti Melik.

Hal ini dinamakan “Naskah Proklamasi Otentik”, sedangkan naskah yang belum mengalami perubahan dikenal dengan “Naskah Proklamasi Klad”

1. Naskah Proklamasi Klad

Naskah Proklamasi Klad

2. Naskah Proklamasi Otentik

Naskah Proklamasi Otentik

Arti Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia

Pembacan Proklamasi ini merupakan suatu hal yang tentunya berarti dan berharga bagi bangsa Indonesia. Berikut adalah beberapa arti penting Proklamasi ini bagi seluruh rakyat Indonesia:

  1. Puncak perjuangan bangsa Indonesia sejak 20 Meil 1908
  2. Sebagai informasi jika Indonesia telah berhasil melepaskan dari penjajahan negara lain
  3. Titik balik untuk mencapai tujuan nasional dan awal lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
  4. Terbentunya landasan negara Indonesia karena cita-cita bangsa yang tercantum pada pembukaan UUD 1945.

Daftar Twibbon HUT RI ke-77

Berikut adalah lah 6 daftar twibbon yang bisa kamu gunakan:

Klik Design Twibbon Untuk Mengedit & Memilih Design HUT RI ke-77

Pilih Design & Edit Download Design Twibbon

FAQ

Berikut kami telah merangkum beberapa pertanyaan yang biasa dipertanyakan:

Apa tema HUT RI ke 77?

Tema Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 yang akan diperingati pada tahun 2022 adalah “Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat”. Hal ini berdasarkan peristiwa dua tahun sebelumnya.

Kesimpulan

Itulah sedikit informasi mengenai sejarah singkat kemerdekaan Indonesia serta daftar twibbon HUT RI yang bisa kamu gunakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia nanti.

Demikianlah artikel mengenai daftar twibbon HUT RI dan jangan lupa untuk terus kunjungi website Infokekinian.

Karena kami juga memiliki banyak informasi dan rekomendasi lain yang tentunya akan bermanfaat dan membantu sobat kekinian.