Advertisements

Sejarah Kerajaan Mataram: Ini 4 Perang Tak Terlupakan yang Mengguncang Nusantara

Pada kesempatan kali ini, InfoKekinian akan mengajak kamu untuk menjelajahi masa lalu yang menarik dan menggugah dari sejarah kerajaan mataram.

Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan yang memiliki peranan penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.

Kerajaan Mataram

Untuk mengetahui sejarah kerajaan mataram lebih lanjut, yuk simak artikel ini hingga selesai!

Sejarah Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram merupakan kerajaan bersejarah di Nusantara yang memiliki peran penting dalam pengembangan peradaban.

Berdiri pada abad ke-8, Mataram mengalami beberapa periode, termasuk Mataram Kuno, Medang, dan Kesultanan Mataram.

Mataram Kuno, pada abad ke-8 hingga ke-10, merupakan pusat kekuasaan Hindu-Buddha.

Raja-raja seperti Rakai Pikatan dan Rakai Panangkaran membangun candi-candi indah seperti Borobudur dan Prambanan.

Setelah itu, pada abad ke-10, Mataram terpecah menjadi Kerajaan Janggala dan Kediri. Namun, di bawah Airlangga, kedua kerajaan tersebut bersatu menjadi Kerajaan Medang.

Pada masa ini, seni, sastra, dan ilmu pengetahuan berkembang pesat. Namun, setelah masa kejayaan, Mataram mengalami kemunduran dan perpecahan.

Perang Paregreg dan serangan dari luar mengakibatkan Mataram terbagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

Para sultan seperti Sultan Agung, Sultan Hamengkubuwono I, dan Sultan Pakubuwono II memainkan peran penting dalam memperkuat agama Islam.

Sejarah Kerajaan Mataram mencerminkan perjalanan yang menarik dari kejayaan, perubahan agama, dan perpecahan.

Peninggalan-peninggalan bersejarah seperti candi, ukiran, dan literatur menjadi bukti kebesaran dan kekayaan peradaban Mataram.

Kerajaan Mataram meninggalkan warisan budaya yang berharga dan menjadi bagian penting dalam identitas budaya Indonesia.

Raja-raja Mataram

Raja-raja Mataram
Berikut ini beberapa raja-raja Mataram yang patut disoroti:

1. Rakai Pikatan (abad ke-8 hingga abad ke-9 M)

Rakai Pikatan adalah salah satu raja terkenal dari Kerajaan Mataram Kuno. Ia dikenal sebagai pemimpin yang berhasil memperluas wilayah kekuasaan Mataram dengan mengalahkan musuh-musuhnya.

Rakai Pikatan juga dikenal sebagai penentang kekuasaan Sriwijaya yang berbasis di Sumatera. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan.

2. Dharmawangsa Teguh (abad ke-10 M)

Dharmawangsa Teguh adalah raja Mataram yang terkenal pada masa itu. Ia merupakan penerus dari Rakai Pikatan.

Dharmawangsa Teguh dikenal karena perannya dalam mempertahankan Kerajaan Mataram dari serangan kekuatan-kekuatan lain, terutama serangan dari Kerajaan Sriwijaya.

Ia juga berperan dalam upaya penyebaran agama Hindu-Buddha di wilayah Mataram.

3. Airlangga (abad ke-11 M)

Airlangga adalah salah satu raja terkenal dari Kerajaan Mataram pada periode Kediri. Ia merupakan putra dari Udayana Warmadewa, raja Bali, dan istri dari raja Mataram sebelumnya.

Airlangga berhasil menyatukan kembali wilayah Kerajaan Mataram yang terpecah menjadi dua bagian, yaitu Janggala dan Kediri.

Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mataram mencapai periode keemasan dan stabilitas yang signifikan.

4. Jayabaya (abad ke-12 M)

Jayabaya adalah raja terkenal dari Kerajaan Mataram pada periode Singhasari. Ia dikenal karena kebijaksanaan dan kecerdasannya.

Jayabaya dianggap sebagai seorang raja bijak yang memiliki keahlian dalam meramalkan masa depan dan memberikan nasehat-nasehat yang berharga.

Ramalan-ramalannya terkenal hingga saat ini dan menjadi bagian dari cerita-cerita populer di Jawa.

Raja-raja Mataram lainnya, seperti Kertanegara, Raden Wijaya, dan Hayam Wuruk, juga berperan penting dalam sejarah Kerajaan Mataram.

Setiap raja memiliki pengaruh dan kontribusinya sendiri dalam mempengaruhi perjalanan sejarah kerajaan mataran seperti, wilayah kekuasaan, budaya, dan agama di Kerajaan Mataram.

Kehidupan Masyarakat Mataram

Kehidupan Masyarakat Mataram
Berikut adalah aspek dalam kehidupan masyarakat mataram:

1. Kehidupan Sehari-hari

Kehidupan sehari-hari masyarakat Mataram dipengaruhi oleh sistem kekerabatan dan nilai-nilai budaya yang kuat.

Masyarakat Mataram umumnya hidup dalam desa-desa agraris yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani.

Mereka mengandalkan pertanian sebagai sumber utama mata pencaharian dan mengenal sistem pertanian seperti ladang berpindah dan irigasi untuk meningkatkan produktivitas tanah.

2. Struktur Sosial

Struktur sosial masyarakat Mataram didasarkan pada sistem kekerabatan yang kuat.

Masyarakat dibagi menjadi berbagai kelompok sosial berdasarkan garis keturunan, seperti bangsawan, para pemimpin desa, petani, dan rakyat jelata.

Kelompok bangsawan atau ningrat memegang peranan penting dalam pemerintahan dan memiliki hak istimewa dalam masyarakat.

3. Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi masyarakat Mataram didasarkan pada pertanian sebagai mata pencaharian utama.

Pertanian meliputi penanaman padi, palawija (tanaman sela), serta pengembangan perkebunan seperti tembakau dan kapas.

Selain itu, perdagangan juga menjadi bagian penting dalam sistem ekonomi Mataram, terutama melalui pelabuhan-pelabuhan di pesisir.

4. Kebudayaan dan Keagamaan

Masyarakat Mataram memiliki kebudayaan yang kaya dan berciri khas. Mereka mengembangkan seni ukir, seni pahat, seni tari, seni musik, dan sastra sebagai bentuk ekspresi budaya mereka.

Arsitektur dan Seni di Kerajaan Mataram

Arsitektur dan Seni di Kerajaan Mataram
Berikut ini penjelasan mengenai arsitektur dan seni di Kerajaan Mataram:

1. Arsitektur Candi

Arsitektur candi adalah salah satu pencapaian terbesar dalam seni dan arsitektur Kerajaan Mataram.

Candi-candi di Mataram memiliki desain yang megah dan rumit, dengan detail ukiran yang memukau.

Salah satu contoh paling terkenal adalah Candi Prambanan. Candi ini memiliki tiga candi induk yang menggambarkan pengaruh agama Hindu, yaitu Candi Brahma, Candi Vishnu, dan Candi Shiva.

Arsitektur candi di Kerajaan Mataram dipengaruhi oleh gaya arsitektur India kuno dengan sentuhan lokal yang khas.

2. Relief dan Ukiran

Relief dan ukiran menjadi elemen penting dalam seni Kerajaan Mataram. Relief yang rumit dan berbagai ukiran di candi dan bangunan kerajaan menggambarkan adegan mitologi, kisah epik, atau pemandangan alam.

Detail-detail halus dan keindahan ukiran menggambarkan keahlian dan ketelitian seniman Jawa pada masa itu. Motif-motif yang umum ditemukan adalah bunga, daun, hewan, dan manusia.

3. Seni Patung

Seni patung di Kerajaan Mataram juga berkembang dengan pesat.

Patung-patung yang terbuat dari berbagai jenis batu, seperti batu andesit dan batu vulkanik, menggambarkan dewa-dewa, Buddha, tokoh-tokoh agama, dan tokoh-tokoh penting Kerajaan Mataram.

Patung-patung ini ditempatkan di candi, bangunan kerajaan, atau digunakan dalam upacara keagamaan.

4. Seni Musik dan Tari

Selain seni arsitektur dan patung, seni musik dan tari juga menjadi bagian penting dalam budaya Kerajaan Mataram.

Musik dan tarian digunakan dalam upacara keagamaan, upacara istana, dan hiburan di istana kerajaan.

Tarian seperti tari bedhaya, tari gambyong, dan tari reog menjadi bagian dari identitas budaya Kerajaan Mataram.

Perang-perang yang Melibatkan Kerajaan Mataram

Perang-perang yang Melibatkan Kerajaan Mataram
Berikut ini penjelasan mengenai beberapa perang yang melibatkan Kerajaan Mataram:

1. Perang Mancanegara (Perang melawan Kerajaan Sriwijaya)

Pada abad ke-8 hingga ke-9 M, Kerajaan Mataram terlibat dalam serangkaian perang melawan Kerajaan Sriwijaya yang berbasis di Sumatera.

Perang ini terjadi dalam konteks persaingan politik, ekonomi, dan pengaruh antara kedua kerajaan tersebut.

Salah satu raja terkenal dari Kerajaan Mataram, yaitu Rakai Pikatan, berhasil mengalahkan Kerajaan Sriwijaya dan memperluas wilayah kekuasaan Mataram.

2. Perang Paregreg (Perang melawan Kerajaan Galuh)

Perang Paregreg terjadi pada abad ke-10 M antara Kerajaan Mataram dan Kerajaan Galuh. Konflik ini bermula dari perseteruan di antara raja-raja kedua kerajaan.

Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram berhasil mengalahkan raja Galuh dan menguasai wilayah Kerajaan Galuh.

Kemenangan dalam perang ini menguatkan posisi Kerajaan Mataram sebagai kekuatan dominan di Jawa Barat.

3. Perang Penaklukan Bali

Pada abad ke-11 M, Airlangga, seorang raja terkenal dari Kerajaan Mataram, memimpin serangkaian kampanye militer untuk menaklukkan Kerajaan Bali.

Perang ini dimaksudkan untuk memperluas wilayah kekuasaan Mataram dan menegaskan dominasi mereka di wilayah Nusantara.

Namun, penaklukan Bali tidak berhasil sepenuhnya, dan Kerajaan Bali tetap mempertahankan kemerdekaannya.

4. Perang Paregreg II (Perang melawan Kerajaan Kediri)

Perang Paregreg II terjadi pada abad ke-12 M antara Kerajaan Mataram dan Kerajaan Kediri.

Konflik ini bermula dari perseteruan antara dua penguasa, yaitu Jayabaya dari Kerajaan Kediri dan Airlangga dari Kerajaan Mataram.

Perang ini berakhir dengan kemenangan Kerajaan Kediri di bawah kepemimpinan Jayabaya, dan Mataram terpecah menjadi dua bagian, yaitu Kerajaan Janggala dan Kerajaan Kediri.

Perkembangan Agama di Mataram

Perkembangan agama di Mataram
Perkembangan agama di Mataram mencerminkan dinamika keagamaan yang terjadi pada masa itu.

Awalnya, Kerajaan Mataram menganut agama Hindu-Buddha, seperti kebanyakan kerajaan di Nusantara pada masa itu.

Namun, seiring berjalannya waktu, pengaruh agama Islam semakin kuat dan mempengaruhi kehidupan beragama di Mataram.

Berikut ini penjelasan mengenai perkembangan agama di Mataram:

1. Agama Hindu-Buddha

Pada awal berdirinya, Kerajaan Mataram mengamalkan agama Hindu-Buddha yang merupakan agama dominan di Nusantara pada masa itu.

Raja-raja Mataram membangun candi-candi Hindu-Buddha, seperti Candi Prambanan, yang menjadi pusat ibadah dan persembahan kepada dewa-dewa dan Buddha-Bodhisattva.

Upacara-upacara keagamaan, ritual, dan ajaran agama Hindu-Buddha menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Mataram.

2. Pengaruh Islam

Pada abad ke-15 M, pengaruh agama Islam mulai masuk ke wilayah Mataram melalui kontak dengan pedagang Arab dan Muslim dari luar negeri.

Islam menyebar secara bertahap di kalangan rakyat jelata dan bangsawan. Beberapa raja Mataram juga masuk Islam dan menganut agama tersebut, meskipun agama Hindu-Buddha masih diakui secara resmi.

3. Pemeluk Islam dan Agama Hindu-Buddha

Dalam sejarah kerajaan Mataram, terdapat pemeluk agama Islam dan pemeluk agama Hindu-Buddha yang hidup berdampingan.

Meskipun beberapa raja Mataram menganut Islam, mereka mempertahankan toleransi terhadap masyarakat yang masih menganut agama Hindu-Buddha.

Upacara-upacara keagamaan Hindu-Buddha terus dilakukan di beberapa tempat suci seperti Candi Sewu, sementara juga terdapat masjid-masjid dan praktik-praktik keagamaan Islam yang berkembang di wilayah Mataram.

4. Penyebaran Islam

Perkembangan agama Islam semakin kuat pada masa pasca-Kerajaan Mataram.

Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta, yang keduanya menjadi pusat-pusat keagamaan Islam di Jawa.

Penguasa-penguasa kedua kesultanan ini memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah Mataram.

Pemimpin kesultanan, seperti Sultan Agung Hanyakrakusuma, Sultan Hamengkubuwono I, dan Sultan Pakubuwono II, aktif dalam membangun masjid, memperkuat ajaran Islam, dan mendukung kegiatan keagamaan.

Kesimpulan

Itulah sedikit informasi mengenai sejarah kerajaan mataram yang sangat panjang, namun perlu kamu ketahui.

Sejarah Kerajaan Mataram merupakan kisah gemilang sebuah peradaban yang menonjolkan kekuasaan politik, keagungan arsitektur, dan keberagaman kebudayaan.

Dari masa kejayaan, perang-perang, hingga perubahan agama, Mataram menjadi saksi perjalanan sejarah yang kaya dan berpengaruh.

Melalui warisan berupa candi, seni, dan peninggalan berharga, Kerajaan Mataram terus menginspirasi kita untuk menghargai dan mempelajari keagungan masa lalu.