Infokekinian.com – Berikut adalah informasi mengenai niat mandi junub bagi wanita setelah berhubungan, jadi simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui informasinya lebih lengkap dan jelas.
Tentunya setiap muslim wajib dengan konsep mandi wajib. Mandi wajib ini adalah mandi wajib yang biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu karena suatu alasan.
Karena banyaknya kegiatan yang tersedia saat ini, banyak orang mulai mengabaikan langkah-langkah yang diperlukan untuk mandi wajib yang sangat baik.
Luangkan waktu setidaknya untuk membaca ulasan berikut ini agar tata cara mandi wajib dan niat ini benar.
Sekarang Muslim dan Muslimat telah mulai menjadi lebih sadar akan diri kamu sendiri, banyak dari kamu ingin mempelajari segala sesuatu yang perlu diketahui tentang Islam secara mendalam daripada hanya hal-hal yang esensial.
Pengetahuan tentang Mandi Junub
Kata mandi dalam bahasa Arab adalah (ghusl), yang menurut kamus berarti “mengalir”. Perbuatan mandi itu pasti ada istilah lain: mandi junub, artinya mandi junub ini akan dilakukan ketika orang tersebut dalam keadaan junub.
Menurut definisi istilah, mandi wajib melibatkan meneteskan air dari kepala sampai kaki dan dimulai dengan membaca niat untuk membersihkan diri dari hadast berat.
Dalam keadaan beribadah atau saat beraktivitas atau beraktivitas, mandi akan menambah kenyamanan dan rasa percaya diri kamu.
Dan tata cara mandi wajib itu diatur oleh tata cara mandi wajib Nabi Muhammad SAW. Tiga aturan mandi yang sesuai dengan syariat adalah mandi sunnah, mandi haram, dan mandi wajib. Namun, kami hanya akan berbicara tentang mandi wajib pada kesempatan khusus ini.
Tata Cara melakukan Mandi Junub
Bagi kamu yang sekarang ini banyak yang lupa tata cara melakukan mandi wajib, berikut ini adalah langkah – langkah yang harus kamu perhatikan.
1. Diawali membaca niat mandi wajib. Membaca niat di awal hukumnya wajib dan pasti mengharuskan untuk dijalankan sebelum melakukan mandi wajib.
Niat ini adalah yang menjadikan perbedaan antara mandi wajib dan mandi biasa. Untuk tata cara pembacaan ini boleh dengan menggunaka suara atu di dalam hati saja.
2. Mencuci kedua tangan. agar mengikuti sunnahnya maka mencuci tangan ini bisa dilakukan sampai 3 kali pencucian, hal ini bertujuan agar tangan bersih dan terhindar dari yang namnaya najis dan benar – benar bersih.
3.Melakukan pembersihkan pada bagian tubuh yang dianggap kotor menggunakan tangan kiri. Bagian tubuh yang biasanya kotor adalah bagian kemaluan, dubur, ketiak dan lain-lain.
4. Melakukan pencucian Tangan diulang. Melakukan pencucian ulang tangan yang tadi sudah digunakan untuk membersihkan bagian kemaluan, yakni dengan mengusap-usapkan tanah ke tanah kemudian dibilas atau dengan sabun kemudian dibilas.
5. Berwudhu. Lakukanlah tata cara wudhu seperti halnya akan berwudhu seperti akan melakukan sholat biasanya.
6. Membasahi kepala. Membasahi kepala dengan mengguyurnya tiga kali hingga seluruh permukaan pada kulit dan rambut rata basah oleh air.
7. Memisah-misah rambut. Memisah-misah rambut dengan menyela-nyelanya yakni dengan menyilangkan jari – jari tangan.
8. Membasahi seluruh seluruh tubuh. Membasahi tubuh secara merata dengan mengguyurnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, dimulai dari bagian kanan terlebih dahulu kemudian bagian kiri.
9. Gunakanlah sabun beserta sampo. Ketika tata cara diatas sudah terlewati, maka langkah selanjutnya barulah diperbolehkan untuk mencuci ulang tubuh menggunakan sabun,dan memberi shampoo pada rambut.
Kewajiban melakukan mandi wajib ini dilakukan pada saat kondisi sedang normal, dan langkah – langkah tersebut boleh diganti menggunakan tayamum dengan debu.
Hal ini apabila memang terdapat tidak ada air atau bahkan apabila ada mudhorot yang kemungkinan bisa terjadi apabila melakukan mandi wajib, misalkan apabila dalam keadaan sakit atau sedang dalam keadaan di dalam pesawat terbang.
Maksudnya di dalam pesawat ini adalah apabila ada 450 orang yang sedang berada di dalam sebuah pesawat terbang kesemuanya melakukan wudhu dan mandi wajib maka bisa jadi akan menimbulkan kekhawatiran pada saat penerbangan.
Tata Cara Mandi Wajib Rasulullah
Bagi kamu yang ingin mengetahui tata cara dari mandi wajib rasulullah, maka simaklah ulasan berikut ini:
Hadis ke 1 :
Aisyah berkata, Rasulullah memulai mandi janabah dengan diawali membaca niat, selanjutnya mencuci kedua tangan, dilanjutkan dengan berwudlu, lalu menyela pangkal-pangkal rambut hingga air yang dibasahi ke dasar rambut.
Lalu menyiramkannya lagi dari atas kepala sebanyak tiga kali kemudian dilanjutkan menyiram seluruh tubuh. ( HR. Bukhari dan Muslim )
Hadis ke 2 :
Aisyah mengatakan, Bahwa ia melakukan mandi bersama dengan rasulullah melalui satu tempayan, dan kami pun aku bersama rasulullah bersama-sama mengambil air dari tempayan. ( HR. Muslim )
Hadis ke 3 :
Maimunah binti al-Harits ra, mengatakan : Sayalah yang menyiapkan air rasulullah mandi janabah.
Lalu Maimunah menuangkan air menggunakan tangan kanannya di atas tagan kiri sebanyak dua hingga tiga kali, lalu dilanjutkan mencuci bagian kemaluannya, setelah itu menggosok tangannya dengan tanah atau di gosokkan di tembok sebanyak dua hingga tiga kali.
Dilanjutkan Rasulullah berkumur dan menghirup air ( istinsyaq ). Kemudian beliau mencuci mukanya dan juga kedua tangannya hingga ke siku.
Kemudian beliau menyiram kepalanya lanjut seluruh tubuhnya. Lalu beliau berpindah tempat, setelah itu mencuci kedua kakinya.
Dilanjutkan Maimunah memberi kain rasulullah seperti kain handuk, akan tetapi beliau tidak mau dan beliau lebih memilih menyeka air yang ada di tubuhnya menggunakan tangannya. ( HR. Bukhari dan Muslim).
Niat dan Doa Mandi Junub
Setiap akan melakukan mandi wajib maka harus diawali dengan niat yang benar agar mandi wajib tersebut bisa bernilai ibadah di hadapan Allah SWT serta supaya Allah SWT menerima segala macam amalan yang akan dilakukan setelah melakukan mandi wajib.
Pada saat akan melakukan mandi wajib, maka niatnya tidak harus dibaca dengan lantang, hanya dibaca di dalam hati saja sudah cukup dengan niat mandi wajib untuk mensyucika diri dari hadas besar. Atau menggunakan lafal arab agar lebih meluruskan niat.
1. Do’a niat mandi wajib secara umum
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
“Nawaitul Ghusla Lifraf il Hadatsil Akbarii FardhalLillahi Ta’aala”
Yang artinya: kami niat mandi wajib untuk mensucikan hadast besar fardhu karena Allah ta’aala.
2. Do’a niat mandi wajib setelah haid
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
“Nawaitul Ghusla Lifraf il Hadatsil Akbari minal Haidil Lillahi Ta’ala”
Yang Artinya: kami niat mandi wajib untuk mensucikann hadast besar dari haid karena Allah Ta’ala.
3. Do’a niat mandi wajib setelah nifas
“Nawaitul Ghusla Liraf il Hadatsil Akbari Minal Nifasi Fardhlon Lillahi Ta’ala.”
Yang Artinya: kami niat mandi wajib untuk mensucikan hadast besar dari nifas fardu karena Allah ta’ala.
4. Do’a niat mandi wajib setelah berhubungan suami – istri
“Nawaitu Ghusla Lirafil Hadatsil Akbari AnJami il Badaanii Likhuruu ji Mani yyi Minal Innaabati Fardhan Lillahi Ta’aala”.
Terjemahnya : aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari badan ini karena keluarnya mani dari janabah fardhu karena Allah taala.
Landasan Perintah Untuk Mandi Junub
Landasan perintah mandi wajib sudah jelas di dalam Al – Quran, yakni berada dalam Al – Quran surat Al-Maidah ayat 6 dan Al – Quran surat An – Nisa ayat 43.
Hal-Hal yang Menjadikan Mandi Junub
Mandi wajib harus dilakukan apabila di temui hal – hal berikut ini:
1. Setelah berhentinya darah haid wanita
Dalam hadis disebutkan bahwasanya, Aisyah ra, Nabi Muhammad saw mengatakan pada Fathimah binti Abi Hubaisy.
Apabila haid datang padamu maka hendaknya kamu tidak melaksanakan shalat. Jika darah haid telah berhenti maka hendaklah melakukan mandi wajib dan mendirikan shalat.
(HR. Bukhari no. 320 dan Muslim no. 333).
Setelah berhentinya Darah Nifas Bagi Wanita. Hukum darah nifas ini dijelaskan di dalam al-quran dan hadis sama dengan darah haid.
Keluarnya air mani diiringi dengan syahwat. Ada yang harus diperhatikan antara air mani air madzi dan air wadhi, perbedaannya dijelaskan sebagai berikut:
1. Air Mani adalah keluar air dari alat kelamin laki-laki ketika mengalami orga, baik pada saat bersetubuh atau disebabkan adanya mimpi basah.
Air mani ini keluar dengan memuncrat, disertai adanya syahwat besar hingga memuncak. Dan ketika air mani tersebut keluar maka badan terasa lemas.
Air mani yang keluar dari kemaluan ini memiliki warna putih, dan baunya khas seperti bau telur yang kering.
Jika salah satu dari tanda-tanda di atas ditemui maka bisa disimpulkan bahwa cairan tersebut yang keluar adalah air mani. Air mani ini memiliki hukum yang tidak najis namun karena keluarnya air mani ini dihukumi harus melakukan mandi wajib.
2. Air Madzi adalah keluarnya cairan yang berasal dari alat kelamin laki-laki karena adanya gejolak syahwat, namun gejolak syahwatnya masih belum mencapai puncak yang sempurna. Dan ketika keluar tidak membuat tubuh menjadi lemas.
Wujud dari air Madzi ini lumayan bening, encer, dan terasa lengket lengket tapi tidak ada bau. Cairan madzi memiliki hukum najis ringan, jika cairan tersebut keluar maka tidak membuat puasa batal namun untuk membuatnya suci kembali harus dengan berwudhu.
3. Air Wadhi adalah keluarnya cairan dari alat kelamin laki-laki dikarenakan badannya mengalami kelelahan yang berat atau setelah mengangkat beban yang terlalu berat, atau mungkin terkadang keluarnya bersamaan pada waktu sedang kencing.
Wujud air wadi ini putih, teksturnya agak kental dan terlihat keruh. Wadi ini memiliki hukum najis ringan, namun untuk mensucikannya tidak perlu mandi cukup hanya melakukan wudlu seperti akan mau shalat.
2.Saling bertemunya dua kelamin walaupun tidak mengeluarkan air mani
Dalam sebuah hadis dijelaskan dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda bahwasanya apabila seorang laki-laki duduk di beberapa bagian anggota tubuh istrinya ( bersetubuh ) lalu ia dengan niat yang sempurna, maka hukumnya wajib melakukan mandi (HR. Bukhari no. 291 dan Muslim no. 348)
Walaupun air mani tidak sampai keluar maka hukumnya tetap harus mandi. Hadist dari ‘Aisyah ra, ia menjelaskan, ada seorang laki-laki mengajukan pertanyaan pada Nabi Muhammad saw mengenai laki-laki yang hendak bersetubuh dengan istrinya akan tetapi tidak sampai air maninya keluar.
Apakah sepasang suami istri tersebut wajib melaksanakan mandi wajib ? sedangkan pada saat itu Aisyah duduk disamping, maka Nabi Muhammad bersabda bahwasanya “Akupun demikian pernah menyetubuhi wanita ini ( Aisyah ) aka tetapi tidak mengeluarkan air mani, lantas kami kemudian mandi.” (HR. Muslim no. 350)
3. Pada saat orang kafir menjadi mualaf atau baru saja masuk islam
Dalam hadis diriwayatkan Qois bin Ashim ra. Beliau telah masuk islam, dan nabi Muhammad saw memerintahkannya mandi yakni dengan air dan daun bidara. (HR. An Nasai no. 188, At Tirmidzi no. 605, Ahmad 5/61. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
4. Pada saat seseorang dijemput ajalnya atau meninggal dunia
Pada saat seseorang sudah di jemput dengan ajalnya maka dia wajib melaksanakan mandi, tapi dengan cara dimandikan oleh orang lain.
Hukumnya memandikan mayat yakni fardlu kifayah. Yang dimaksudkan adalah meskipun hanya dilakukan beberapa orang maka gugur kewajiban yang lainnya untuk melakukan.
Dalam sebuah hadis desebutkan, sebuah perintah Rasulullah kepada Ummu kepada Ummu ‘Athiyah dan kepada pelayat dan wanita yang memandikan anaknya
“maka mandikanlah mayat tersebut dengan membasahi tubuhnya dengan air dan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih sampai kalian anggap cukup dan terakhir berilah kapur barus atau minyak wewangian. (HR. Bukhari no. 1253 dan Muslim no. 939).
Untuk semua orang muslim ketika ia sudah dijemput oleh ajalnya maka wajib hukumnya dimandikan, baik itu perempuan atau laki-laki, tua atau muda, anak-anak atau dewasa.
Dan seorang muslim yang tidak wajib dimandikan adalah seorang yang matinya syahid dalam keadaan berperang.
Meninggalnya bayi karena keguguran tapi sudah memiliki roh di dalam tubuhnya.
Dalam hadis dan juga ilmu medis dijelaskan bahwasanya bayi memilki roh pada tubuhnya ketika ia berada dalam kandungan pada usia diatas 120 hari.
Hal-hal yang Tidak diperbolehkan Ketika Belum Melakukan Mandi Wajib
Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak diperbolehkan ketika belum mandi wajib dan dia masih berhadast besar.
Jadi seseorang yang sedang hadast besar tidak diperbolehkan beberapa hal ini, sebagai berikut:
- Tidak boleh menyentuh mushaf Al-Quran dan membacanya.
- Tidak boleh melaksanakan sholat baik itu sholat wajib atau sholat sunnah.
- Tidak boleh melakukan I’tikaf atau berdiam diri di masjid.
- Tidak boleh melakukan puasa baik puasa wajib ataupun puasa sunnah.
- Tidak boleh melakukan Thawaf pada saat berhaji.
- Tidak boleh di cerai ataupum diberikan talak hingga dalam keadaan suci lagi.
Hal-hal yang Wajib di Perhatikan
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan ketika sedang melaksanakan mandi wajib atau mandi besar:
- Gunakanlah air yang suci, air bersih tanpa ada campuran apapun tidak terkena kotoran yang bisa merubah baud an sifatnya.
- Mandi wajib dihukumi sebagai pengganti wudlu.
- Seluruh tubuh tanpa terkecuali harus terkena air secara merata.
- Menutupi aurat karena hukumnya wajib.
- Tidak menggunakan penutup kepala.
Kesimpulan
Itulah sedikit informasi mengenai tata cara dan hal hal yang perlu diperhatikan serta niat mandi wajib untuk wanita, ketika baru selesai haid maupun berhubungan badan.
Demikianlah artikel mengenai Niat Mandi Junub Bagi Wanita Setelah Berhubungan dan jangan lupa untuk terus kunjungi website Infokekinian.
Karena kami juga memiliki banyak informasi dan rekomendasi lain yang tentunya akan bermanfaat dan membantu sobat kekinian.
Doa mandi junub, tata cara mandi junub, cara mandi wajib untuk wanita, cara mandi junub setelah berhubungan badan