Advertisements

13 Penyakit pada Hidung yang Wajib Kamu Ketahui Penyebabnya

Hidung merupakan salah satu panca indera yang penting. Namun, ada beberapa penyakit pada hidung yang akan membuatmu tidak nyaman serta mengganggu indera penciuman kamu.

Hidung adalah bagian penting dari sistem pernapasan kita. Namun, terkadang hidung dapat terkena berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan kita.

Penyakit pada Hidung yang Perlu Kamu Ketahui
Dalam artikel kali ini InfoKekinian akan membawa kamu untuk mengenal apa saja penyakit pada hidung secara rinci, maka dari itu simak artikel ini hingga selesai.

Penyakit pada Hidung yang Perlu Kamu Ketahui

Berikut adalah beberapa penyakit pada hidung:

1. Infeksi Hidung

Infeksi hidung adalah salah satu masalah umum yang sering dialami oleh banyak orang.

Salah satu jenis infeksi yang paling umum adalah sinusitis, yang terjadi ketika sinus-sinus di sekitar hidung dan wajah terinfeksi atau meradang.

Sinusitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau alergi. Gejala yang umum terjadi pada sinusitis meliputi sakit kepala, hidung tersumbat, nyeri wajah, dan lendir yang berlebihan.

Untuk mengatasi infeksi hidung, pengobatan dapat meliputi penggunaan antibiotik, dekongestan, atau terapi alami seperti berkumur dengan air garam.

2. Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi, yang biasanya disebut sebagai alergi hidung, adalah kondisi yang disebabkan oleh alergen seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan peliharaan.

Ketika seseorang yang sensitif terpapar alergen ini, tubuh akan merespons dengan meradang pada selaput lendir hidung. Ini dapat menyebabkan hidung tersumbat, bersin-bersin, gatal, dan hidung berair.

Untuk mengelola rhinitis alergi, penting untuk mengidentifikasi alergen penyebab dan menghindarinya. Penggunaan antihistamin atau obat tetes hidung dapat membantu meredakan gejala.

3. Polip Hidung

Polip Hidung
Polip hidung adalah pertumbuhan jinak yang terjadi di dalam rongga hidung atau di sekitar sinus. Polip ini biasanya memiliki tekstur lembut dan konsistensi yang mirip dengan lendir.

Mereka dapat muncul sebagai satu polip tunggal atau sebagai kelompok polip yang lebih kecil.

Penyebab pasti polip hidung belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangan polip hidung.

Salah satu faktor yang mungkin adalah peradangan kronis pada rongga hidung dan sinus.

Peradangan ini dapat terjadi akibat infeksi sinus berulang, rhinitis alergi, atau kondisi lain yang menyebabkan peradangan pada selaput lendir hidung.

Polip hidung juga dapat terkait dengan kondisi medis tertentu seperti asma, fibrosis kistik, atau sindrom aspirin-asthma (reaksi alergi terhadap aspirin).

Gejala polip hidung dapat bervariasi antara setiap individu. Beberapa gejala yang sering terkait dengan polip hidung meliputi:

  1. Hidung tersumbat: Polip hidung yang tumbuh di dalam rongga hidung dapat menyebabkan hidung tersumbat atau penuh, sehingga menyulitkan pernapasan.
  2. Gangguan penciuman: Polip hidung dapat mengganggu indera penciuman dan menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mencium aroma dengan jelas.
  3. Hidung berair: Polip hidung yang meradang dapat menyebabkan produksi lendir berlebihan, sehingga hidung sering kali terasa berair atau mampet.
  4. Pilek kronis: Polip hidung yang besar atau jumlah polip yang banyak dapat menyebabkan pilek kronis yang tidak kunjung sembuh.
  5. Sakit kepala atau nyeri wajah: Polip hidung yang mengganggu aliran udara dan menghalangi sinus dapat menyebabkan sakit kepala atau nyeri wajah.

4. Deviasi Septum Nasal

Deviasi septum nasal adalah kondisi di mana tulang dan kartilago yang memisahkan rongga hidung menjadi dua bagian, yang disebut septum nasal, melengkung atau bengkok.

Deviasi septum nasal dapat terjadi sejak lahir atau sebagai akibat dari cedera atau trauma pada hidung.

Pada kebanyakan orang, septum nasal tidaklah sepenuhnya lurus, tetapi deviasi septum nasal dapat menyebabkan kelengkungan yang lebih signifikan dan dapat mengganggu fungsi hidung.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan deviasi septum nasal meliputi faktor genetik, cedera hidung, atau pertumbuhan abnormal pada tulang hidung selama masa pertumbuhan.

Gejala yang sering terkait dengan deviasi septum nasal meliputi:

  1. Hidung tersumbat: Deviasi septum nasal yang signifikan dapat menghalangi aliran udara melalui hidung, menyebabkan hidung tersumbat secara kronis pada salah satu atau kedua sisi hidung.
  2. Pilek atau hidung berair: Deviasi septum nasal dapat mengganggu drainase normal lendir di hidung, menyebabkan hidung berair atau pilek yang berkepanjangan.
  3. Infeksi sinus berulang: Deviasi septum nasal dapat membuat sinus lebih rentan terhadap infeksi, karena saluran sinus yang sempit dapat menjadi tersumbat dan memungkinkan perkembangan bakteri.
  4. Kesulitan bernapas saat tidur: Deviasi septum nasal yang parah dapat menyebabkan kesulitan bernapas saat tidur, sehingga mempengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan gejala sleep apnea.
  5. Sakit kepala atau nyeri wajah: Beberapa individu dengan deviasi septum nasal mungkin mengalami sakit kepala atau nyeri wajah, terutama saat hidung tersumbat atau sinus terinfeksi.

5. Rinitis Vasomotor

Rinitis vasomotor adalah kondisi di mana hidung merespons secara berlebihan terhadap faktor pemicu tertentu, seperti perubahan suhu, makanan pedas, parfum, atau asap rokok.

Hal ini menyebabkan hidung tersumbat, nyeri kepala, dan hidung berair. Menghindari faktor pemicu dan menggunakan obat tetes hidung atau antihistamin tertentu dapat membantu mengendalikan gejala rinitis vasomotor.

6. Epistaksis (Perdarahan Hidung)

Gangguan Epistaksis
Epistaksis atau perdarahan hidung dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti udara kering, sinusitis, cedera hidung, atau gangguan pembekuan darah.

Jika Sobat Kekinian mengalami perdarahan hidung, cobalah duduk tegak dan tekan hidung bagian depan dengan lembut selama beberapa menit. Jika perdarahan tidak berhenti, segera cari bantuan medis.

7. Tumor Hidung

Meskipun jarang terjadi, tumor hidung adalah kondisi serius yang perlu mendapatkan perhatian medis segera.

Tumor hidung dapat menyebabkan hidung tersumbat, perdarahan hidung, nyeri wajah, atau perubahan dalam penciuman.

Jika Sobat Kekinian mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

8. Congesti Hidung

Congesti hidung adalah kondisi di mana hidung terasa tersumbat atau penuh, membuat pernapasan menjadi sulit.

Infeksi hidung, alergi, polip hidung, atau deviasi septum nasal dapat menjadi penyebabnya.

Menggunakan obat dekongestan, melakukan irigasi hidung dengan larutan saline, dan menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mengurangi gejala congesti hidung.

9. Hiperosmia

Hiperosmia adalah kondisi di mana seseorang memiliki indra penciuman yang sangat sensitif, sehingga dapat mencium bau-bauan yang biasanya tidak terdeteksi oleh orang lain.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik atau gangguan neurologis. Jika Sobat Kekinian mengalami hiperosmia yang mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

10. Deviasi Septum

Deviasi septum adalah kondisi di mana dinding pemisah antara dua lubang hidung (septum hidung) miring atau bengkok, sehingga tidak berada di posisi tengah yang ideal.

Ketika septum hidung bengkok, dapat menyebabkan penyempitan atau obstruksi salah satu lubang hidung.

Hal ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas, hidung tersumbat, dan masalah pernapasan lainnya.

Deviasi septum bisa terjadi sejak lahir atau dapat berkembang akibat cedera atau trauma pada hidung, seperti cedera akibat kecelakaan atau benturan keras.

Dalam beberapa kasus, deviasi septum tidak menimbulkan gejala dan mungkin tidak memerlukan perawatan.

Namun, jika deviasi septum menyebabkan gejala yang mengganggu, seperti sulit bernapas, hidung tersumbat yang berulang, atau infeksi sinus berulang, tindakan medis mungkin diperlukan.

Penanganan deviasi septum dapat melibatkan penggunaan obat-obatan, terutama jika gejala ringan.

Namun, dalam kasus-kasus yang lebih serius atau jika gejala mengganggu, prosedur bedah yang disebut septoplasti mungkin direkomendasikan.

Septoplasti adalah prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki deviasi septum dengan mengoreksi posisinya agar memungkinkan aliran udara yang lebih baik melalui kedua lubang hidung.

Jika kamu mengalami kesulitan bernapas, hidung tersumbat yang persisten, atau gejala lain yang terkait dengan masalah pernapasan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) atau spesialis yang berkaitan.

Hanya dokter yang dapat memberikan diagnosis yang akurat dan menyarankan perawatan yang sesuai berdasarkan kondisi kamu.

11. Rhinofima

Rhinofima adalah kondisi medis yang jarang terjadi di mana hidung mengalami pembengkakan dan deformitas yang berangsur-angsur.

Kondisi ini sering terkait dengan kondisi kulit lain yang disebut rosacea, yang menyebabkan kemerahan dan peradangan pada kulit wajah. Rhinofima biasanya mempengaruhi pria lebih sering daripada wanita.

Rhinofima terjadi ketika jaringan lunak di hidung mengalami pertumbuhan yang berlebihan dan menyebabkan hidung membesar secara perlahan.

Hidung menjadi lebih besar, meruncing, dan kadang-kadang bentuknya tidak biasa. Kondisi ini dapat memengaruhi penampilan fisik seseorang dan mempengaruhi fungsi pernapasan jika pembengkakan menjadi signifikan.

Meskipun penyebab pasti rhinofima belum sepenuhnya dipahami, diketahui bahwa hubungan dengan rosacea dan faktor genetik memainkan peran dalam perkembangan kondisi ini.

Rosacea sendiri adalah gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan, pembuluh darah terlihat, dan peradangan pada wajah. Rhinofima adalah bentuk lanjut dari rosacea yang mengenai hidung.

12. Rhinolalia

Rhinolalia adalah kondisi bicara yang mempengaruhi suara dan artikulasi kata-kata seseorang akibat masalah di hidung atau tenggorokan.

Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan dalam cara seseorang berbicara, termasuk volume suara, resonansi, dan kejelasan ucapan.

13. Atrofi Mukosa Hidung

Atrofi mukosa hidung adalah kondisi di mana lapisan mukosa atau jaringan pelapis dalam rongga hidung mengalami penipisan atau kerusakan.

Mukosa hidung normalnya menghasilkan lendir dan membantu menjaga kelembaban serta kebersihan rongga hidung.

Namun, dalam atrofi mukosa hidung, lapisan mukosa menjadi tipis dan kurang efektif dalam menjalankan fungsinya.

Kesimpulan

Itulah beberapa penyakit pada hidung yang biasa terjadi pada indera penciuman. Sobat Kekinian, karena hidung adalah organ penting yang perlu dijaga kesehatannya.

Selain itu, kita juga penting untuk mengenali gejala dan faktor pemicu penyakit pada hidung agar dapat melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Jika Sobat Kekinian mengalami gejala yang mengkhawatirkan atau mempengaruhi kualitas hidup, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) untuk evaluasi dan penanganan yang sesuai.