Advertisements

Mengenal Apa Itu Inflasi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya

Infokekinian.com – Jika berbicara tentang perekonomian, tentu kita pasti akan menemukan  kata “inflasi”. Maka dari itu, kami akan mengajak kamu untuk mengenal apa itu inflasi lebih jauh.

Di bidang ekonomi, inflasi adalah proses umum kenaikan harga dari waktu ke waktu, yang terkait dengan mekanisme pasar dan dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Apa Itu Inflasi
Antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, likuiditas pasar yang berlebihan yang memicu konsumsi, atau bahkan spekulasi, termasuk karena distribusi produk yang tidak merata.

Dalam istilah lain, inflasi juga mengacu pada proses berkelanjutan dari depresiasi nilai mata uang. Untuk mengenal apa itu inflasi lebih lanjut, yuk simak artikel ini hingga selesai.

Apa Itu Inflasi?

Alih-alih naik turunnya tingkat harga, inflasi adalah jalannya suatu peristiwa. Dengan kata lain, tingkat harga yang tinggi tidak selalu berarti inflasi.

Indikator intensitas perubahan, inflasi dianggap ada ketika kenaikan harga terjadi terus menerus dan berdampak satu sama lain.

Inflasi juga dapat merujuk pada peningkatan jumlah uang beredar, yang juga disalahkan atas kenaikan harga. CPI dan GDP Deflator adalah dua metode paling populer untuk menentukan tingkat inflasi.

Empat kategori inflasi, yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Ketika kenaikan harga di bawah 10% per tahun, mereka dianggap inflasi ringan.

Antara 10% dan 30% setiap tahun merupakan inflasi sedang, sedangkan inflansi berat antara 30%-100% setiap tahunnya.

Dan hiperinflasi merupakan inflasi yang tak terkendali, dimana kenaikan harga dalam setahun berada di atas 100%.

Penyebab Terjadinya Inflasi

Kemungkinan terjadinya inflasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Inflasi biasanya disebabkan oleh meningkatnya permintaan dan biaya produksi.

Berikut adalah beberapa penyebab inflasi secara lebih rinci:

1. Meningkatnya Permintaan

Peningkatan permintaan untuk komoditas atau jasa tertentu inilah yang menyebabkan inflasi. Dalam hal ini, kenaikan permintaan untuk produk atau layanan ini terjadi sekaligus.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti meningkatnya pengeluaran pemerintah, meningkatnya permintaan ekspor, dan meningkatnya permintaan sektor swasta terhadap komoditas.

2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)

Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, biasanya karena kenaikan harga bahan baku.

Seperti kenaikan harga bahan bakar dan kenaikan biaya tenaga kerja, inilah yang mendorong kenaikan biaya produksi.

3. Tingginya Peredaran Uang

Inflasi juga terjadi jika lebih banyak uang yang beredar di masyarakat daripada yang dibutuhkan. Harga bisa naik hingga 100% ketika pasokan komoditas tetap konstan sementara itu berlipat ganda.

Penggolongan dan Macam Inflasi

Penggolongan dan Macam Inflasi
Inflasi dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan dari mana asalnya, seperti inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.

Faktor internal seperti defisit anggaran yang dibiayai oleh penciptaan mata uang baru dan kegagalan pasar yang menyebabkan harga pangan tinggi.

Sedangkan inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya impor. Mahalnya barang-barang manufaktur di luar negeri atau kenaikan bea masuk mungkin menjadi penyebabnya.

Berdasarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap harga, inflasi juga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori.

Inflasi tertutup terjadi ketika kenaikan harga hanya mempengaruhi satu atau dua produk tertentu. Di sisi lain, inflasi disebut sebagai inflasi terbuka jika kenaikan harga mempengaruhi semua barang secara kolektif.

Inflasi yang tidak terkendali adalah ketika tingkat inflasi sangat parah sehingga harga terus berubah dan naik ke titik di mana individu tidak dapat menahan uang mereka karena kehilangan nilainya.

Derajat inflasi juga dapat dibedakan berdasarkan:

Inflasi Ringan

Inflasi ringan yang merupakan inflasi yang masih mudah di kendalikan dan tidak begitu menggangu perekonomian negara. Hal ini biasa terjadi karena kenaikan harga atu jasa dibawah 10% pertahunnya.

Inflasi Sedang

Inflasi sedang merupakan inflasi yang bisa menurunkan kesejahteraan masyakarat yang memiliki penghasilan tetap. Tetapi inflasi ini juga belum terlalu membahayakan perekonomian negara.

Inflasi Tinggi

Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah yang dapat mengakibatkan kenaikan harga hingga 6 kali.

Sehingga masyarakat tidak berkeinginan lagi untuk mentimpan uang, karena nilai uang merosot begitu anjlok.

Sehingga akan ditukarkan dengan uang supaya perputaran uang semakin cepat dan juga harga naik secara akselerasi.

Keadaan ini biasanya terjadi ketika pemerintah mengalami defisit anggaran yang dibiayai dengan mencetak uang.

Inflasi Hiperinflasi

Inflasi sangat tinggi (Hiperinflasi), sering dikenal sebagai inflasi yang sangat merugikan perekonomian suatu negara.

Dan sangat menantang untuk dikelola meskipun ada kebijakan moneter dan fiskal Tingkat inflasi tahunan ini antara 100% dan lebih tinggi.

Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebab

Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebab
Tingkat inflasi mungkin berbeda dari satu negara ke negara lain atau bahkan dalam satu negara.

Inflasi yang didorong konsumen sementara produksi berada pada atau mendekati kesempatan kerja penuh, inflasi ini adalah hasil dari kenaikan permintaan secara keseluruhan.

Dalam keadaan lapangan kerja yang hampir penuh, kenaikan harga dan kenaikan permintaan total keduanya berpotensi meningkatkan output.

Inflasi yang didorong oleh harga Inflasi dorongan biaya, berbeda dengan inflasi tarikan permintaan, biasanya ditandai dengan kenaikan harga dan penurunan produksi.

Oleh karena itu, resesi terjadi bersamaan dengan inflasi. Biasanya, situasi ini dimulai dengan pengurangan pasokan keseluruhan yang disebabkan oleh peningkatan biaya produksi.

Perjuangan serikat buruh yang sukses untuk mendapatkan kenaikan gaji adalah salah satu alasan lonjakan biaya produksi ini.

Manajer dapat menaikkan harga di sektor monopoli dengan menggunakan pengaruh mereka di pasar.

Dampak dari Inflasi

Suatu bangsa dan warganya dipengaruhi oleh inflasi baik secara positif maupun negatif. Efek ini dapat diamati dalam sejumlah aspek kehidupan masyarakat.

Berikut adalah beberapa hasil umum dari dampak inflasi:

1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan

Pada pendapatan masyarakat, inflasi dapat memiliki efek baik dan negatif. Ini akan memotivasi pemilik usaha untuk meningkatkan produksi dalam keadaan tertentu, seperti ketika inflasi lemah, untuk meningkatkan perekonomian.

Namun, karena nilai uang ditetapkan sementara biaya produk atau jasa meningkat, inflasi akan berdampak negatif pada orang-orang dengan pendapatan tetap.

2. Terhadap Minat

Mayoritas individu akan menjadi kurang tertarik untuk menabung selama periode inflasi.

Alasannya adalah bahwa sementara deposan harus membayar biaya administrasi untuk tabungan mereka, pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih rendah.

3. Dampak Terhadap Kalkulasi

Karena biaya memperkirakan harga komoditas mungkin terlalu kecil atau terlalu besar dalam kondisi inflasi, perhitungan ini akan menantang.

Seringkali tidak mungkin untuk mengantisipasi dengan pasti besarnya inflasi yang akan terjadi di masa yang akan datang.

4. Terhadap Ekspor

Terhadap Ekspor
Kemampuan suatu negara untuk mengekspor akan menurun ketika mengalami inflasi karena biaya ekspor akan meningkat.

Selain itu, barang ekspor saat ini kurang kompetitif sehingga mempengaruhi penerimaan devisa.

5. Dampak Terhadap Efisiensi

Cara faktor-faktor produksi dialokasikan juga dapat berubah sebagai akibat dari inflasi.

Peningkatan permintaan untuk berbagai item dapat menyebabkan penyesuaian dalam cara beberapa barang diproduksi, yang dapat menyebabkan distribusi elemen produksi yang tidak efisien.

Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Inflasi yang terlalu tinggi tidak akan membantu pertumbuhan ekonomi.

Kenaikan biaya membuat aktivitas yang menguntungkan menjadi sangat tidak menguntungkan.

Oleh karena itu, pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan dana mereka untuk usaha spekulatif.

Tujuan ini dicapai, antara lain, dengan membeli aset tetap seperti real estat, rumah, dan bangunan.

Pengusaha akan mengurangi investasi produktif dan tingkat kegiatan ekonomi sebagai akibat dari preferensi mereka untuk jenis kegiatan investasi tersebut. Akibatnya, lebih banyak pengangguran akan muncul.

Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Inflasi

Manajemen inflasi sebagian besar berada dalam kendali bank sentral. Dalam kebanyakan kasus, bank sentral suatu negara bekerja untuk menjaga inflasi di bawah kendali yang wajar.

Beberapa bank sentral bahkan memiliki otoritas independen dalam arti pemerintah dan pihak eksternal lainnya tidak boleh mencampuri kebijakan mereka.

Hal ini karena banyak penelitian telah menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen akan mendorong tingkat inflasi yang lebih besar.

Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan
Salah satunya disebabkan oleh intervensi pemerintah yang dimaksudkan untuk memanfaatkan kebijakan moneter untuk merangsang perekonomian.

Untuk mengelola harga, bank sentral biasanya menggunakan jumlah uang beredar dan suku bunga. Nilai tukar mata uang domestik juga harus berada di bawah pengawasan bank sentral.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa nilai mata uang dapat bersifat internal, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat inflasi, dan eksternal (nilai tukar).

Saat ini, bank sentral di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia, menggunakan strategi penargetan inflasi secara ekstensif.

Berikut adalah tiga kebijakan moneter yang digunakan oleh Bank sentral untuk mengontrol jumlah uang yg beredar:

Operasi Pasar Terbuka

Dengan cara yang sama mengarahkan pialang obligasi untuk membeli dari masyarakat umum di pasar obligasi nasional, bank sentral membeli dan menjual obligasi negara.

Jumlah uang beredar suatu negara meningkat dengan uang yang dikeluarkan bank sentral untuk obligasi. Pemerintah mengambil tindakan sebaliknya untuk mengurangi jumlah uang beredar.

Tingkat Diskonto

Suku bunga pinjaman untuk bank umum yang dicakup oleh peraturan bank sentral dapat dinaikkan atau diturunkan.

Jika bank komersial tidak memiliki cadangan yang cukup untuk memenuhi persyaratan cadangan, mereka dapat meminjam dari bank sentral.

Ketika bank sentral memberikan pinjaman kepada bank-bank komersial ini, sistem perbankan memiliki cadangan lebih dari yang seharusnya, yang memungkinkannya menghasilkan lebih banyak uang.

Semakin sedikit bank yang bersedia meminjam cadangan dari bank sentral, semakin tinggi tingkat diskonto yang ditetapkan bank sentral untuk bank komersial.

Akibatnya, ketika tingkat diskonto naik, cadangan sistem perbankan menurun, yang pada gilirannya menyebabkan jumlah uang beredar berkurang.

Syarat Cadangan Kas Minimum

Persyaratan cadangan kas minimum untuk bank komersial di suatu negara dapat dinaikkan atau diturunkan oleh bank sentral.

Ketika persyaratan cadangan kas minimum meningkat, bank dipaksa untuk mempertahankan cadangan tambahan, yang membatasi kemampuan mereka untuk meminjam terhadap setiap unit yang disimpan.

Akibatnya, jumlah uang beredar berkurang dan rasio cadangan naik. Di sisi lain, menurunkan giro wajib minimum akan meningkatkan jumlah uang beredar, meningkatkan penggandaan uang, dan menurunkan rasio cadangan.

FAQ

Berikut kami telah merangkum beberapa pertanyaan yang biasa dipertanyakan dalam mengenal apa itu inflasi:

Apa yang Menjadi Penyebab Terjadinya Inflasi?

Salah satu penyebab utama terjadinya inflasi pada negara berkembang, seperti anggran belanja pemerintah yang berimbas pada peningkatan jumlah uang yang beredar.

Apa yang Terjadi jika tidak ada Inflasi?

Sebenarnya inflasi merupakan hal yang dibutuhkan selama berada pada tingkatan yang sesuai pada jangkauan kemampuan negara.

Sehingga jika tidak ada inflasi maka tidak akan ada pergerakan yang positif dalam perekonomian, yang mana sama sekali tidak akan perubahan harga.

Kesimpulan

Itulah sedikit informasi untuk mengenal apa itu inflasi lebih jauh, lengkap dengan peran dari bank sentral.

Dan bisa kita artikan jika inflasi ini memiliki arti kenaikan harga jasa dan barang secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, yang apabila berlebihan dapat menyebabkan kerugian pada sektor perekonomian.