Selamat datang di artikel ini yang akan membahas tentang perbedaan besaran pokok dan besaran turunan serta contohnya.
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan besaran pokok dan besaran turunan juga.
Dalam artikel ini, InfoKekinian akan menjelaskan secara rinci tentang pengertian besaran pokok dan besaran turunan, serta mengidentifikasi lima perbedaan utama antara keduanya.
Setelah membaca artikel ini, kamu akan lebih memahami pentingnya perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan.
Maka dari itu simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui perbedaan besaran pokok dan besaran turunan secara lengkap dan jelas.
Pengertian Besaran Pokok
Besaran pokok adalah jenis besaran dasar atau fundamental yang digunakan sebagai dasar dalam sistem pengukuran.
Besaran pokok merupakan kategori atau kelompok dasar dari berbagai besaran fisika lainnya.
Besaran pokok tidak dapat dinyatakan dalam satuan dasar yang lebih sederhana atau lebih mendasar.
Dalam sistem pengukuran SI (Sistem Internasional), terdapat tujuh besaran pokok yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur berbagai fenomena fisika.
Pengertian Besaran Turunan
Pengertian besaran turunan adalah jenis besaran yang berasal dari kombinasi atau perhitungan matematika dari besaran-besaran pokok.
Besaran turunan tidak termasuk dalam kategori besaran pokok, tetapi diperoleh melalui proses derivasi atau operasi matematika yang melibatkan besaran-besaran pokok.
Besaran turunan memberikan informasi tambahan atau lebih spesifik tentang sifat dan hubungan antar besaran dalam konteks tertentu.
Alat Ukur Besaran Turunan
Alat ukur besaran turunan adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran turunan yang berasal dari kombinasi atau perhitungan matematika dari besaran-besaran pokok.
Alat-alat ini dirancang khusus untuk memperoleh nilai atau data terkait besaran turunan dengan akurasi dan ketelitian yang diperlukan.
Berikut adalah beberapa contoh alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran turunan:
1. Alat Ukur Kecepatan
Contohnya adalah speedometer pada kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengukur kecepatan mobil atau sepeda motor.
Alat ini menggunakan sensor untuk mendeteksi pergerakan kendaraan dan menghasilkan nilai kecepatan dalam satuan yang sesuai, seperti kilometer per jam (km/jam) atau meter per detik (m/detik).
2. Alat Ukur Percepatan
Akselerometer adalah salah satu contoh alat ukur percepatan. Alat ini digunakan untuk mengukur perubahan kecepatan atau percepatan suatu objek.
Akselerometer sering digunakan dalam industri otomotif, kedirgantaraan, dan pengukuran gerakan manusia.
3. Alat Ukur Gaya
Alat ukur gaya seperti timbangan atau beban sel adalah contoh alat yang digunakan untuk mengukur gaya.
Timbangan mengukur gaya gravitasi pada suatu objek, sementara beban sel mengukur gaya dengan mengubah perubahan tekanan atau regangan dalam sel beban.
4. Alat Ukur Daya
Alat ukur daya adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur daya listrik dalam suatu sistem atau perangkat elektronik.
Daya listrik diukur dalam satuan watt (W) dan merupakan hasil perkalian antara tegangan (volt) dan arus listrik (ampere).
Alat ukur daya ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti mengukur konsumsi daya perangkat elektronik, memantau efisiensi energi, atau melakukan perhitungan dalam perancangan sistem listrik.
Beberapa contoh alat ukur daya meliputi wattmeter, multimeter dengan kemampuan pengukuran daya, dan perangkat lunak komputer khusus untuk analisis daya listrik.
5. Alat Ukur Tegangan Listrik
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik antara dua titik.
Voltmeter menghasilkan nilai tegangan dalam satuan volt (V) dan digunakan dalam berbagai aplikasi listrik dan elektronik.
6. Alat Ukur Resistansi Listrik
Ohmmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur resistansi atau hambatan listrik suatu rangkaian.
Ohmmeter dapat memberikan nilai resistansi dalam satuan ohm (Ω) dan digunakan dalam pemeliharaan dan perbaikan sistem listrik.
7. Alat Ukur Luas
Jangka sorong adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur luas permukaan atau benda datar.
Jangka sorong dapat memberikan hasil pengukuran dalam satuan panjang, seperti meter (m) atau sentimeter (cm), yang kemudian digunakan untuk menghitung luas.
8. Alat Ukur Volume
Alat ukur volume seperti gelas ukur, buret, atau pipet digunakan untuk mengukur volume cairan dengan akurasi tertentu.
Alat-alat ini umumnya memiliki skala pengukuran yang terukur dan digunakan dalam laboratorium kimia atau pengolahan makanan.
Alat Ukur Besaran Pokok
Alat ukur besaran pokok adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran pokok dalam sistem pengukuran.
Alat-alat ini dirancang khusus untuk menghasilkan nilai atau data terkait dengan besaran pokok dengan akurasi dan ketelitian yang diperlukan.
Berikut adalah beberapa contoh alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran pokok:
1. Alat Ukur Panjang
Penggaris atau mistar adalah contoh alat yang digunakan untuk mengukur panjang.
Penggaris memiliki skala yang terukur dalam satuan panjang seperti sentimeter (cm) atau meter (m) dan digunakan untuk mengukur jarak atau dimensi objek.
2. Alat Ukur Massa
Timbangan adalah salah satu contoh alat ukur massa.
Timbangan digunakan untuk mengukur massa suatu benda dengan menggunakan prinsip keseimbangan gaya antara massa benda yang diukur dan benda pengali yang diketahui massanya.
3. Alat Ukur Waktu
Jam atau stopwatch adalah contoh alat yang digunakan untuk mengukur waktu.
Jam digunakan untuk mengukur waktu dalam interval yang lebih panjang, sedangkan stopwatch digunakan untuk mengukur waktu dalam interval yang lebih pendek, seperti dalam perlombaan.
4. Alat Ukur Kuat Arus Listrik
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Amperemeter dapat memberikan nilai arus dalam satuan ampere (A) dan digunakan dalam pengukuran dan analisis listrik.
5. Alat Ukur Temperatur
Termometer adalah contoh alat ukur temperatur.
Termometer dapat digunakan untuk mengukur temperatur dalam berbagai skala, seperti Celsius (°C) atau Fahrenheit (°F), dan digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari keperluan rumah tangga hingga penelitian ilmiah.
6. Alat Ukur Jumlah Zat
Beaker atau gelas ukur adalah contoh alat ukur yang digunakan untuk mengukur volume cairan.
Dalam kimia, volume sering digunakan sebagai indikator jumlah zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
7. Alat Ukur Intensitas Cahaya
Luxmeter atau alat ukur intensitas cahaya digunakan untuk mengukur kecerahan atau intensitas cahaya dalam lingkungan tertentu.
Alat ini digunakan dalam pengaturan pencahayaan, fotografi, dan penelitian ilmiah.
Contoh Besaran Turunan
Berikut adalah beberapa contoh besaran turunan yang merupakan hasil kombinasi atau perhitungan matematika dari besaran-besaran pokok:
1. Kecepatan (v)
Kecepatan adalah besaran turunan yang merupakan perubahan posisi atau jarak per satuan waktu.
Kecepatan dapat dihitung dengan membagi perubahan posisi oleh waktu yang diperlukan.
Satuan umum untuk kecepatan adalah meter per detik (m/s) atau kilometer per jam (km/jam).
2. Percepatan (a)
Percepatan adalah besaran turunan yang merupakan perubahan kecepatan per satuan waktu.
Percepatan dapat dihitung dengan membagi perubahan kecepatan oleh waktu yang diperlukan. Satuan umum untuk percepatan adalah meter per detik kuadrat (m/s²).
3. Gaya (F)
Gaya adalah besaran turunan yang merupakan hasil perkalian massa dengan percepatan.
Gaya adalah kekuatan yang bekerja pada suatu objek untuk menyebabkan perubahan kecepatan atau perubahan bentuk. Satuan umum untuk gaya adalah newton (N).
4. Daya (P)
Daya adalah besaran turunan yang merupakan perubahan energi per satuan waktu.
Daya dapat dihitung dengan membagi energi yang diubah atau dilakukan oleh waktu yang diperlukan. Satuan umum untuk daya adalah watt (W).
5. Tegangan Listrik (V)
Tegangan listrik adalah besaran turunan yang mengukur perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik.
Tegangan listrik dapat diukur menggunakan alat ukur yang disebut voltmeter. Satuan umum untuk tegangan listrik adalah volt (V).
6. Resistansi Listrik (R)
Resistansi listrik adalah besaran turunan yang mengukur hambatan terhadap aliran arus listrik dalam suatu rangkaian.
Resistansi listrik dapat diukur menggunakan alat ukur yang disebut ohmmeter. Satuan umum untuk resistansi listrik adalah ohm (Ω).
7. Luas (A)
Luas adalah besaran turunan yang mengukur ukuran bidang dua dimensi.
Luas dapat dihitung dengan mengalikan panjang dengan lebar atau menggunakan rumus-rumus khusus tergantung pada bentuk geometrisnya.
Satuan umum untuk luas adalah meter persegi (m²).
8. Volume (V)
Volume adalah besaran turunan yang mengukur ukuran ruang tiga dimensi.
Volume dapat dihitung dengan mengalikan luas permukaan dengan tinggi atau menggunakan rumus-rumus khusus tergantung pada bentuk objeknya.
Satuan umum untuk volume adalah meter kubik (m³).
Contoh Besaran Pokok
Berikut adalah beberapa contoh besaran pokok yang merupakan jenis besaran dasar atau fundamental dalam sistem pengukuran:
1. Panjang (L)
Panjang adalah besaran pokok yang mengukur jarak atau ruang dalam suatu dimensi. Satuan umum untuk panjang adalah meter (m).
Panjang digunakan dalam berbagai bidang seperti fisika, konstruksi, dan geometri.
2. Massa (m)
Massa adalah besaran pokok yang mengukur jumlah materi dalam suatu objek. Satuan umum untuk massa adalah kilogram (kg).
Massa digunakan dalam berbagai bidang seperti fisika, kimia, dan ilmu bumi.
3. Waktu (t)
Waktu adalah besaran pokok yang mengukur urutan peristiwa dan perubahan yang terjadi dalam suatu sistem.
Satuan umum untuk waktu adalah detik (s). Waktu digunakan dalam berbagai bidang seperti fisika, astronomi, dan ilmu sosial.
4. Kuat Arus Listrik (I)
Kuat arus listrik adalah besaran pokok yang mengukur aliran muatan listrik dalam suatu rangkaian.
Satuan umum untuk kuat arus listrik adalah ampere (A). Kuat arus listrik digunakan dalam bidang elektronika, kelistrikan, dan teknik.
5. Temperatur (T)
Temperatur adalah besaran pokok yang mengukur intensitas panas atau dingin suatu benda. Satuan umum untuk temperatur adalah derajat Celsius (°C) atau kelvin (K).
Temperatur digunakan dalam berbagai bidang seperti fisika, meteorologi, dan ilmu material.
6. Jumlah Zat (n)
Jumlah zat adalah besaran pokok yang mengukur jumlah partikel (atom, molekul, ion) dalam suatu sistem kimia.
Satuan umum untuk jumlah zat adalah mol (mol). Jumlah zat digunakan dalam bidang kimia dan ilmu material.
7. Intensitas Cahaya (I)
Intensitas cahaya adalah besaran pokok yang mengukur kecerahan atau intensitas suatu sumber cahaya.
Satuan umum untuk intensitas cahaya adalah candela (cd). Intensitas cahaya digunakan dalam bidang optik, pencahayaan, dan fotometri.
Perbedaan Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Besaran pokok dan besaran turunan adalah dua konsep penting dalam ilmu fisika. Meski keduanya berkaitan erat, ada beberapa perbedaan yang penting untuk dipahami.
1. Perbedaan Definisi
Perbedaan besaran pokok dan besaran turunan yang pertama adalah terletak pada definisinya.
Besaran pokok adalah besaran fisika dasar yang tidak dapat diuraikan menjadi gabungan besaran lainnya.
Sebaliknya, besaran turunan merupakan besaran yang dihitung berdasarkan besaran pokok dengan rumus matematika tertentu.
Sebagai contoh, panjang adalah besaran pokok karena tidak dapat diuraikan menjadi gabungan besaran lain.
Namun, luas adalah besaran turunan karena dihitung dengan mengalikan dua besaran pokok, yaitu panjang dan lebar.
2. Perbedaan Satuan
Perbedaan besaran pokok dan besaran turunan berikutnya adalah pada satuannya.
Besaran pokok memiliki satuan baku internasional yang sama di seluruh dunia, seperti meter untuk panjang, kilogram untuk massa, dan detik untuk waktu.
Namun, besaran turunan tidak memiliki satuan baku yang sama. Sebagai contoh, satuan untuk kecepatan adalah meter per detik, yang merupakan kombinasi dari satuan panjang (meter) dan satuan waktu (detik).
3. Perbedaan Pengukuran
Perbedaan besaran pokok dan besaran turunan yang berikutnya adalah pada pengukurannya.
Karena besaran pokok memiliki satuan baku yang sama, alat ukur untuk besaran pokok juga seragam dan mudah digunakan di seluruh dunia.
Sebaliknya, besaran turunan sering memerlukan alat ukur yang lebih kompleks dan bervariasi tergantung pada perhitungan matematika yang harus dilakukan.
Sebagai contoh, pengukuran kecepatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur sederhana seperti stopwatch dan meteran, karena kecepatan adalah besaran turunan yang dapat dihitung dengan membagi jarak yang ditempuh oleh waktu.
Namun, untuk mengukur besaran turunan seperti percepatan, diperlukan alat ukur yang lebih kompleks seperti akselerometer.
4. Representasi Matematika
Representasi matematika merupakan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan berikutnya.
Besaran pokok direpresentasikan oleh simbol-simbol tunggal. Misalnya, panjang direpresentasikan oleh simbol L, massa oleh m, dan waktu oleh t.
Sedangkan besaran turunan direpresentasikan oleh kombinasi simbol-simbol besaran pokok.
Misalnya, kecepatan direpresentasikan oleh simbol v (yang merupakan perubahan posisi per satuan waktu) dan daya direpresentasikan oleh simbol P (yang merupakan hasil perkalian massa dengan percepatan).
5. Perbedaan Penggunaan
Perbedaan besaran pokok dan besaran turunan berikutnya terletak pada penggunaannya.
Besaran pokok digunakan sebagai dasar dalam pengukuran dan perhitungan di berbagai bidang ilmu, seperti fisika, kimia, dan lainnya.
Mereka memberikan kerangka kerja yang konsisten dan terstandarisasi.
Sedangkan besaran turunan digunakan untuk memahami hubungan yang lebih kompleks antara besaran-besaran pokok dalam konteks tertentu.
Mereka memberikan informasi tambahan atau lebih spesifik tentang sifat dan hubungan antar besaran dalam perhitungan dan analisis lebih lanjut.
Pertanyaan Umum (FAQ)
1. Apa contoh besaran pokok?
Besaran pokok adalah besaran fisika dasar yang tidak dapat didefinisikan lebih lanjut.
Contoh besaran pokok di antaranya adalah massa, panjang, waktu, dan suhu.
2. Apa contoh besaran turunan?
Besaran turunan adalah besaran yang didefinisikan melalui besaran pokok atau besaran turunan lainnya.
Contoh besaran turunan di antaranya adalah kecepatan, percepatan, dan momentum.
3. Mengapa penting untuk memahami perbedaan besaran pokok dan besaran turunan?
Memahami perbedaan besaran pokok dan besaran turunan sangat penting dalam fisika karena besaran pokok digunakan sebagai dasar untuk menentukan besaran turunan.
Jika tidak memahami konsep ini dengan baik, dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran dan perhitungan.
Kesimpulan
Itulah sedikit informasi mengenai perbedaan besaran pokok dan besaran turunan yang perlu kamu ketahui.
Pentingnya memahami perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan ini sangat penting agar kamu dapat membedakan kedua besaran tersebut.