Advertisements

7 Alat Ukur pada Besaran Pokok yang Mudah Diketahui

Advertisements

Selama berabad-abad, manusia telah mencari cara untuk mengukur segala sesuatu di sekitar mereka.

Dari kebutuhan untuk mengetahui waktu yang tepat hingga memperkirakan berat barang, alat ukur telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

Macam-macam Alat Ukur pada Besaran Pokok

Dalam artikel ini, InfoKekinian akan membahas setidaknya 7 alat ukur pada besaran pokok yang digunakan.

Advertisements

Alat-alat ini mudah digunakan dan penting dalam berbagai situasi. Kita juga akan menjelaskan definisi besaran pokok untuk memberikan pemahaman yang lebih baik.

Maka dari itu, simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui apa saja alat ukur pada besaran pokok secara jelas.

Macam-macam Alat Ukur pada Besaran Pokok

Berikut adalah beberapa alat ukur pada besaran pokok:

1. Alat Ukur Panjang

Pengertian alat ukur panjang adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur atau menentukan jarak atau panjang suatu objek.

Alat ini biasanya digunakan dalam berbagai bidang, seperti konstruksi, rekayasa, industri, dan penelitian ilmiah.

Alat ukur panjang sangat penting untuk memperoleh pengukuran yang akurat dan konsisten.

Beberapa contoh alat ukur panjang yang umum digunakan adalah:

a. Mistar

Advertisements

Mistar merupakan alat ukur panjang yang paling sederhana dan umum digunakan. Biasanya terbuat dari bahan logam atau plastik dengan skala atau tanda ukur yang tertera di permukaannya.

b. Penggaris

Penggaris adalah alat ukur pada besaran pokok panjang yang datar dan tipis. Biasanya terbuat dari logam atau plastik dengan skala yang terukir di permukaannya.

Penggaris sering digunakan dalam pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, seperti menggambar, merancang, atau memotong bahan.

c. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar, atau kedalaman objek dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser, serta dilengkapi dengan skala yang lebih detail.

d. Mikrometer

Mikrometer merupakan alat ukur panjang yang sangat presisi. Alat ini digunakan untuk mengukur dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada jangka sorong.

Mikrometer biasanya digunakan dalam bidang yang membutuhkan pengukuran yang sangat akurat, seperti dalam industri manufaktur, laboratorium, dan bidang teknik.

2. Alat Ukur Waktu

Alat Ukur Waktu

Alat ukur waktu adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur dan mengindikasikan waktu dengan akurasi.

Pengukuran waktu penting dalam berbagai aktivitas manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang-bidang seperti ilmu pengetahuan, industri, olahraga, transportasi, dan sebagainya.

Berikut ini beberapa contoh alat ukur waktu yang umum digunakan:

a. Jam Analog

Jam analog adalah alat ukur waktu tradisional yang menggunakan jarum untuk menunjukkan waktu. Jam ini terdiri dari jarum jam, jarum menit, dan kadang-kadang jarum detik.

Biasanya menggunakan mekanisme pegas atau baterai untuk menjalankan jarumnya.

b. Jam Digital

Jam digital menggunakan tampilan angka untuk menunjukkan waktu secara langsung. Umumnya dilengkapi dengan fitur tambahan seperti kalender, alarm, dan stopwatch.

Jam digital biasanya ditenagai oleh baterai atau sumber listrik lainnya.

c. Stopwatch

Stopwatch adalah alat ukur waktu yang digunakan untuk mengukur durasi atau interval waktu dengan presisi yang tinggi.

Stopwatch sering digunakan dalam olahraga, penelitian ilmiah, dan dalam bidang industri yang memerlukan pengukuran waktu yang akurat.

d. Timer

Timer adalah alat yang digunakan untuk mengatur waktu atau menghitung mundur untuk tujuan tertentu.

Timer dapat digunakan dalam memasak, olahraga, percobaan laboratorium, dan berbagai aplikasi lainnya.

3. Alat Ukur Massa

Alat Ukur Massa

Alat ukur massa adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur besaran massa suatu benda atau zat.

Massa adalah suatu ukuran kuantitatif dari banyaknya materi yang terkandung dalam suatu objek dan biasanya diukur dalam satuan gram (g) atau kilogram (kg).

Pengukuran massa merupakan hal yang penting dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, industri, dan perdagangan.

Berikut ini beberapa contoh alat ukur massa yang umum digunakan:

a. Timbangan

Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda atau zat dengan akurasi.

Timbangan bisa berbentuk timbangan mekanik tradisional yang menggunakan jarum dan skala untuk menunjukkan massa, atau timbangan elektronik yang menggunakan sensor dan tampilan digital untuk memberikan pembacaan massa yang lebih tepat.

b. Neraca Analitik

Neraca analitik adalah jenis timbangan yang digunakan dalam laboratorium dan bidang ilmiah lainnya.

Alat ini memiliki akurasi yang sangat tinggi dan biasanya digunakan untuk mengukur massa benda dalam jumlah yang sangat kecil, hingga pecahan gram atau bahkan miligram.

c. Timbangan Gantung

Timbangan gantung adalah alat ukur massa yang digunakan untuk mengukur massa benda dengan cara menggantungkannya pada pengait timbangan.

Biasanya digunakan dalam perdagangan atau industri untuk mengukur massa benda yang relatif besar seperti kantong beras, sayuran, atau bahan-bahan industri.

d. Timbangan Pegas

Timbangan pegas adalah alat ukur massa yang menggunakan prinsip elastisitas pegas. Massa benda diperkirakan berdasarkan perubahan panjang pegas saat benda digantungkan padanya.

Timbangan pegas sering digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pengukuran massa ikan atau benda-benda kecil lainnya.

4. Alat Ukur Suhu

Alat Ukur Suhu

Alat ukur suhu adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur dan mengindikasikan suhu suatu objek atau lingkungan.

Suhu adalah ukuran dari tingkat panas atau dinginnya suatu benda atau medium, dan dapat diukur dalam berbagai skala seperti Celsius (°C), Fahrenheit (°F), atau Kelvin (K).

Berikut ini beberapa contoh alat ukur suhu yang umum digunakan:

a. Termometer

Termometer adalah alat ukur suhu yang paling umum dan mudah digunakan.

Ada beberapa jenis termometer, termasuk termometer raksa yang menggunakan kolom raksa untuk mengukur perubahan suhu, termometer digital yang menggunakan sensor elektronik dan menampilkan hasil di layar digital, serta termometer inframerah yang dapat mengukur suhu tanpa kontak langsung.

b. Termokopel

Termokopel adalah alat ukur suhu yang menggunakan prinsip perbedaan tegangan listrik antara dua logam yang berbeda dalam suhu yang berbeda pula.

Termokopel biasanya digunakan dalam pengukuran suhu yang ekstrem atau dalam lingkungan yang keras seperti industri atau laboratorium.

c. Termistor

Termistor adalah jenis sensor suhu yang berbasis resistansi. Resistansi termistor berubah dengan perubahan suhu, dan perubahan ini dapat diukur untuk menentukan suhu.

Termistor banyak digunakan dalam elektronik dan peralatan rumah tangga.

d. Piranti Pengukur Suhu Digital

Piranti ini termasuk termometer digital, termometer inframerah, atau piranti pengukur suhu digital lainnya.

Piranti ini menggunakan sensor elektronik yang sensitif terhadap suhu dan memberikan pembacaan suhu yang akurat dan cepat.

5. Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Alat ukur pada besaran pokok berikutnya adalah alat ukur kuat arus listrik yang merupakan perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur besaran kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.

Kuat arus listrik merupakan besaran yang mengukur banyaknya muatan listrik yang melewati suatu titik dalam suatu waktu tertentu, dan diukur dalam satuan ampere (A).

Berikut ini beberapa contoh alat ukur kuat arus listrik yang umum digunakan:

a. Amperemeter

Amperemeter adalah alat ukur yang khusus dirancang untuk mengukur kuat arus listrik.

Amperemeter umumnya terhubung secara seri dalam rangkaian dengan beban listrik yang ingin diukur.

Penggunaannya memerlukan pemisahan rangkaian dan penyisipan amperemeter dalam rangkaian yang tepat untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.

b. Tang Ampere

Tang ampere, juga dikenal sebagai klem ampere atau tang arus, adalah alat ukur non-kontak yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik tanpa memutus rangkaian.

Alat ini menggabungkan prinsip induksi magnetik untuk mengukur kuat arus yang mengalir melalui penghantar listrik tanpa menyentuh kabel atau peralatan yang sedang diuji.

c. Multimeter

Multimeter adalah alat ukur serbaguna yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai besaran listrik, termasuk kuat arus listrik.

Multimeter menggabungkan fungsi amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter dalam satu perangkat.

Multimeter dapat digunakan untuk mengukur arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC) dengan berbagai rentang pengukuran.

6. Alat Ukur Jumlah Zat

Alat Ukur Jumlah Zat

Alat ukur jumlah zat, yang juga dikenal sebagai alat ukur volume atau alat ukur kapasitas, adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur atau menentukan jumlah zat yang dapat ditampung atau dimiliki oleh suatu objek atau wadah.

Alat ini umumnya digunakan dalam bidang kimia, farmasi, dan industri untuk mengukur volume atau kapasitas benda atau cairan.

Berikut ini beberapa contoh alat ukur jumlah zat yang umum digunakan:

a. Gelas Ukur

Gelas ukur adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur volume cairan.

Gelas ini biasanya terbuat dari kaca transparan dan memiliki tanda atau skala pengukuran di sisi luarnya, yang memungkinkan pengguna untuk membaca volume cairan dengan akurasi.

b. Tabung Reaksi

Tabung reaksi adalah tabung transparan silinder yang digunakan untuk mengaduk, mengamati, dan mengukur volume zat.

Tabung ini umumnya memiliki skala pengukuran di sisinya untuk menunjukkan volume yang terukur.

c. Pipet

Pipet adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dan mengalihkan volume cairan dengan presisi tinggi.

Ada beberapa jenis pipet, termasuk pipet volumetrik yang digunakan untuk mengukur volume yang tepat, dan pipet tetes yang digunakan untuk mengalihkan volume cairan yang lebih kecil dengan akurasi tinggi.

d. Botol Ukur

Botol ukur adalah botol berbentuk silinder dengan leher panjang dan skala pengukuran yang terukir di sisinya.

Botol ini digunakan untuk mengukur dan menyimpan volume cairan dengan akurasi tertentu.

7. Alat Ukur Intensitas Cahaya

Alat Ukur Intensitas Cahaya

Jenis alat ukur pada besaran pokok berikutnya merupakan alat ukur intensitas cahaya adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur intensitas atau tingkat kecerahan cahaya dalam suatu area atau lingkungan tertentu.

Pengukuran intensitas cahaya penting dalam banyak aplikasi, termasuk fotografi, penelitian ilmiah, desain pencahayaan, dan pengawasan lingkungan.

Berikut ini beberapa contoh alat ukur intensitas cahaya yang umum digunakan:

a. Luxmeter

Luxmeter, juga dikenal sebagai alat ukur iluminansi, adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat iluminansi atau intensitas cahaya yang diterima oleh suatu permukaan.

Alat ini mengukur cahaya yang terlihat oleh mata manusia dalam satuan lux.

b. Fotometer

Fotometer adalah alat ukur intensitas cahaya yang digunakan untuk mengukur cahaya tampak atau cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.

Alat ini sering digunakan dalam fotografi dan pengukuran cahaya dalam lingkungan yang lebih terkonsentrasi.

c. Radiometer

Radiometer adalah alat ukur intensitas radiasi elektromagnetik, termasuk cahaya tampak dan inframerah. Alat ini mengukur jumlah energi radiasi yang diterima dalam satuan waktu.

d. Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis intensitas cahaya pada berbagai panjang gelombang.

Alat ini memberikan informasi tentang distribusi energi cahaya dan spektrum warna yang dihasilkan oleh suatu objek atau sumber cahaya.

Kesimpulan

Itulah sedikit informasi mengenai beberapa alat ukur pada besaran pokok yang perlu kamu ketahui.

Dan bisa kita simpulkan bersama jika alat ukur pada besaran pokok adalah kunci untuk memahami dan mengukur berbagai fenomena dalam berbagai bidang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga industri.

Dengan menggunakan alat ukur yang tepat, kita dapat menggali lebih dalam tentang panjang, waktu, massa, suhu, kuat arus listrik, dan jumlah zat.

Dengan akurasi dan ketelitian yang diberikan oleh alat ukur ini, kita dapat memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik dan mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam penelitian, produksi, dan penggunaan sumber daya.