Advertisements

8 Nama Planet dalam Tata Surya Berdasarkan Ukurannya yang Wajib Kamu Ketahui!

Terkadang kita akan merasa bingung jika diminta untuk mengurutkan nama planet, namun kamu tidak perlu bingung lagi karena InfoKekinian akan menjelaskan urutan nama planet dalam tata surya berdasarkan ukurannya.

Tahukah kamu apa arti planet itu sendiri sebelum kamu mempelajari beberapa nama mereka?

Urutan Nama Planet dalam Tata Surya Berdasarkan Ukurannya

Ya, planet adalah objek astronomi yang cukup besar untuk memiliki gravitasi, tidak memancarkan cahaya atau panas, dan mengorbit matahari secara teratur.

Tata surya memiliki sembilan planet di zaman kuno. Namun, saat ini hanya ada delapan planet karena satu telah dinyatakan hilang oleh para ilmuwan.

Untuk mengetahui lebih lengkap dan jelas, yuk simak artikel ini untuk mengetahui bagaimana urutan nama planet dalam tata surya berdasarkan ukurannya.

Urutan Nama Planet dalam Tata Surya Berdasarkan Ukurannya

Berikut adalah urutan nama planet dalam tata surya berdasarkan ukurannya

1. Planet Jupiter

Planet Jupiter

Jupiter adalah planet terbesar dalam Tata Surya kita, dengan diameter lebih dari 11 kali diameter Bumi dan massa sekitar 318 kali massa Bumi.

Planet ini terutama terdiri dari hidrogen dan helium, serta memiliki atmosfer yang tebal dengan pola sabuk-sabuk gelap dan zona-zona terang yang melintang.

Jupiter memiliki fitur ikonik berupa Bintik Merah Besar, yaitu badai raksasa berwarna merah yang menampung dua kali ukuran Bumi.

Selain itu, Jupiter memiliki medan magnet yang kuat, satelit alami yang termasuk di dalamnya adalah Galilean moons (Io, Europa, Ganymede, dan Callisto).

Serta telah menjadi objek penjelajahan wahana antariksa seperti Voyager, Galileo, dan Juno, yang memberikan pemahaman lebih mendalam tentang planet ini dan Tata Surya secara keseluruhan.

2. Planet Saturnus

Planet Saturnus

Saturnus adalah planet keenam dari Matahari dalam Tata Surya kita yang terkenal dengan cincinnya yang indah dan mencolok.

Planet ini memiliki diameter sekitar 116.464 kilometer, menjadikannya planet kedua terbesar setelah Jupiter.

Saturnus terutama terdiri dari hidrogen (sekitar 96%) dan helium (sekitar 3%), dengan jumlah kecil gas dan partikel padat lainnya.

Saturnus memiliki sistem cincin yang terdiri dari puluhan ribu cincin yang terbuat dari butiran es dan batuan yang berputar mengelilingi planet ini.

Cincin-cincin ini terbentuk dari sisa-sisa material yang tidak terjebak oleh gravitasi Saturnus atau hancur oleh gaya pasang surut.

Atmosfer Saturnus terdiri dari lapisan awan yang terdiri dari amonia, metana, dan molekul lainnya.

Planet ini memiliki pola sabuk dan zona seperti Jupiter, tetapi tidak sejelas yang terlihat di planet tersebut.

Saturnus juga memiliki badai yang berputar, meskipun tidak sebesar Bintik Merah Besar di Jupiter.

Saturnus memiliki lebih dari 80 satelit alami yang telah teridentifikasi, dengan satelit terbesarnya yang dikenal sebagai Titan.

Titan adalah satelit terbesar kedua di Tata Surya dan memiliki atmosfer yang tebal serta permukaan yang menarik untuk penelitian.

Selain itu, salah satu satelit yang menarik adalah Enceladus, yang memiliki aktivitas geologis yang menunjukkan adanya air cair di bawah permukaannya.

Wahana antariksa seperti Pioneer 11, Voyager 1 dan 2, Cassini-Huygens, dan misi saat ini seperti misi Juno dan misi Dragonfly (yang akan mengunjungi Titan) telah memberikan wawasan yang berharga tentang Saturnus.

Mereka telah memberikan gambaran yang lebih rinci tentang cincin-cincin Saturnus, atmosfer, struktur internal, dan satelit-satelitnya.

Secara keseluruhan, Saturnus merupakan planet yang menarik dan penuh dengan keunikan, mulai dari cincin yang mencolok hingga satelit-satelit yang menarik.

Penelitian lebih lanjut tentang Saturnus membantu kita memahami asal-usul dan evolusi planet serta sistem Tata Surya kita.

3. Planet Uranus

Planet Uranus

Uranus adalah planet ketujuh dalam Tata Surya kita, yang memiliki beberapa karakteristik yang unik dan menarik.

Planet ini memiliki diameter sekitar 51.118 kilometer, menjadikannya planet ketiga terbesar setelah Jupiter dan Saturnus.

Salah satu ciri khas Uranus adalah kemiringannya yang ekstrem. Planet ini condong sekitar 98 derajat relatif terhadap bidang orbitnya, sehingga sumbu rotasinya hampir horizontal.

Hal ini menyebabkan Uranus terlihat terguling dan mengalami musim yang sangat ekstrem.

Satu kutubnya akan menghadap Matahari selama 42 tahun, diikuti oleh periode gelap yang sama panjang di kutub yang lain.

Atmosfer Uranus terdiri terutama dari hidrogen (sekitar 83%) dan helium (sekitar 15%), dengan jejak metana yang memberikan warna biru ke atmosfernya.

Planet ini memiliki pola sabuk dan zona, tetapi kurang terlihat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus.

Uranus memiliki sistem cincin yang lebih kecil dan samar-samar dibandingkan dengan cincin-cincin yang terkenal di Saturnus.

Cincin-cincin Uranus terdiri dari partikel es, debu, dan batuan yang lebih kecil.

Planet ini juga memiliki sejumlah satelit alami, dengan satelit terbesarnya yang dikenal sebagai Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.

Satelit Miranda menunjukkan karakteristik permukaan yang sangat kompleks dan bervariasi.

Penjelajahan terhadap Uranus masih terbatas, dengan satu-satunya misi yang telah mengunjunginya adalah misi Voyager 2 pada tahun 1986.

Misi tersebut memberikan wawasan tentang atmosfer, cincin, dan satelit-satelit Uranus.

Meskipun Uranus masih memiliki banyak misteri yang perlu dipecahkan, planet ini tetap menarik bagi para ilmuwan karena sifatnya yang unik dan kompleks.

Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul dan evolusi planet ini serta Tata Surya secara keseluruhan.

4. Planet Neptunus

Planet Neptunus

Neptunus adalah planet kedelapan dan terbesar keempat dalam Tata Surya kita, yang menyimpan keunikan dan misteri yang menarik.

Planet ini memiliki diameter sekitar 49.528 kilometer, menjadikannya sedikit lebih kecil dari Uranus tetapi tetap jauh lebih besar daripada Bumi.

Atmosfer Neptunus terdiri terutama dari hidrogen (sekitar 80%) dan helium (sekitar 19%), dengan jejak metana yang memberikan warna biru ke atmosfernya.

Planet ini memiliki pola sabuk dan zona, dan terdapat awan-awan yang berbeda dalam atmosfernya.

Neptunus memiliki sistem cincin yang samar dan terdiri dari partikel debu, es, dan batuan yang lebih kecil.

Meskipun cincin-cincinnya tidak sejelas cincin Saturnus, mereka memberikan wawasan tentang evolusi dan dinamika planet ini.

Satelit terbesar Neptunus adalah Triton, yang merupakan satu-satunya satelit yang terkunci gravitasi pada planetnya.

Triton memiliki permukaan yang mengandung nitrogen beku dan sejumlah kawah yang terbentuk oleh aktivitas geologis.

Selain Triton, Neptunus memiliki beberapa satelit kecil lainnya, seperti Proteus dan Nereid.

Neptunus juga dikenal dengan adanya fenomena yang disebut “angin belati” yang berkecepatan sangat tinggi, mencapai kecepatan angin tercepat di Tata Surya.

Planet ini juga memiliki titik terdingin di Tata Surya, dengan suhu yang mencapai minus 218 derajat Celsius.

Satu-satunya misi yang mengunjungi Neptunus adalah misi Voyager 2 pada tahun 1989. Misi tersebut memberikan gambaran yang lebih rinci tentang atmosfer, cincin, dan satelit-satelit Neptunus.

Meskipun Neptunus masih menjadi objek penelitian yang relatif minim, planet ini terus menarik perhatian para ilmuwan.

Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang karakteristik dan asal-usul planet ini serta Tata Surya secara keseluruhan.

5. Planet Bumi

Planet Bumi

Bumi adalah planet tempat tinggal kita yang paling dikenal dalam Tata Surya kita. Planet ini memiliki diameter sekitar 12.742 kilometer, menjadikannya planet terbesar ketiga setelah Jupiter dan Saturnus.

Bumi memiliki struktur internal yang terdiri dari inti besi yang padat di bagian dalam, mantel batuan cair di tengah, dan kerak tipis di permukaan.

Permukaan Bumi terdiri dari daratan, lautan, dan atmosfer yang mendukung kehidupan.

Atmosfer Bumi terdiri dari lapisan gas-gas yang melindungi dan memelihara kehidupan.

Atmosfer ini terdiri terutama dari nitrogen (sekitar 78%) dan oksigen (sekitar 21%), dengan jumlah kecil gas-gas lainnya seperti argon, karbon dioksida, dan uap air.

Bumi memiliki satu satelit alami yang disebut Bulan. Bulan ini mengorbit Bumi dan memberikan efek pasang surut di lautan.

Bulan juga memiliki permukaan yang berbeda dengan daratan dan lautan Bumi, terdiri dari dataran tinggi, dataran rendah, dan kawah bekas tumbukan.

Planet ini memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa dengan berbagai bentuk kehidupan yang hidup di daratan, lautan, dan udara.

Bumi juga memiliki ekosistem yang rumit dan beragam, dengan berbagai interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Bumi memiliki iklim yang beragam dengan daerah kutub yang dingin, khatulistiwa yang panas, dan iklim sedang di antara keduanya.

Cuaca dan iklim Bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti sinar matahari, angin, tekanan atmosfer, dan sirkulasi atmosfer.

Manusia telah mendiami Bumi selama ribuan tahun dan telah mengembangkan peradaban yang maju.

Kita menggunakan sumber daya alam Bumi untuk memenuhi kebutuhan kita, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi planet ini agar tetap lestari.

Bumi merupakan tempat yang unik dan istimewa di Tata Surya kita, karena merupakan satu-satunya planet yang diketahui memiliki kehidupan.

Penelitian lebih lanjut tentang Bumi membantu kita memahami asal-usul, evolusi, dan kompleksitas kehidupan serta menjaga keberlanjutan planet kita.

6. Planet Venus

Planet Venus

Venus adalah planet kedua dari Matahari dalam Tata Surya kita, yang memiliki karakteristik yang menarik dan berbeda dari planet lainnya.

Planet ini memiliki diameter sekitar 12.104 kilometer, menjadikannya planet yang hampir sama ukurannya dengan Bumi.

Venus dikenal sebagai “Bulan Biru” karena penampakannya yang cerah di langit malam. Atmosfer Venus terdiri terutama dari karbon dioksida (sekitar 96%) dengan jejak nitrogen, gas-gas kecil, dan awan belerang yang tebal.

Tebalnya atmosfer menyebabkan efek rumah kaca yang kuat, menjadikan Venus sebagai planet terpanas dalam Tata Surya, dengan suhu permukaan yang mencapai sekitar 470 derajat Celsius.

Planet ini memiliki tekanan atmosfer yang sangat tinggi, sekitar 92 kali tekanan atmosfer Bumi pada permukaan.

Venus juga mengalami angin kencang yang terus-menerus bergerak di atmosfernya dengan kecepatan yang tinggi.

Venus tidak memiliki bulan alami dan permukaannya penuh dengan daratan yang bergelombang dan gunung-gunung yang tinggi.

Salah satu gunung yang menonjol adalah Gunung Maxwell dengan ketinggian sekitar 11 kilometer.

Planet ini memiliki fenomena yang dikenal sebagai “transit Venus”, yaitu ketika Venus melintasi Matahari dari perspektif Bumi.

Transit ini terjadi dalam siklus yang panjang dan memberikan kesempatan bagi para ilmuwan untuk mengamati dan mempelajari planet ini dengan lebih rinci.

Penjelajahan ke Venus telah dilakukan oleh wahana antariksa seperti Mariner, Venera, dan misi Magellan.

Misi tersebut memberikan informasi penting tentang struktur atmosfer, permukaan, dan kondisi lingkungan Venus.

Venus tetap menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan, terutama dalam memahami efek rumah kaca dan atmosfer yang ekstrem.

Lebih banyak penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang asal-usul dan evolusi planet ini serta peranannya dalam pemahaman tentang planet lain di Tata Surya kita.

7. Planet Mars

Planet Mars

Mars adalah planet keempat dari Matahari dalam Tata Surya kita yang telah lama menarik minat manusia dengan kemungkinan adanya kehidupan.

Planet ini memiliki diameter sekitar 6.792 kilometer, sekitar setengah dari diameter Bumi.

Mars dikenal sebagai “Planet Merah” karena permukaannya yang kemerahan akibat adanya besi oksida. Atmosfer Mars sangat tipis, terdiri terutama dari karbon dioksida dengan jejak nitrogen dan argon.

Kehadiran atmosfer yang tipis menyebabkan tekanan atmosfer di permukaan Mars hanya sekitar 0,6% dari tekanan atmosfer Bumi.

Planet ini memiliki lanskap yang beragam, termasuk dataran rendah, gunung berapi, kawah, dan lembah yang menunjukkan adanya aktivitas geologis.

Mars juga memiliki gunung tertinggi dalam Tata Surya, yaitu Gunung Olympus Mons, yang memiliki ketinggian lebih dari 21 kilometer.

Permukaan Mars menunjukkan bukti adanya air di masa lampau, seperti lembah yang terlihat seperti terbentuk oleh aliran air dan saluran-saluran kering.

Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan adanya es air di kutub Mars dan kemungkinan adanya air di bawah permukaan.

Mars memiliki dua bulan alami yang dikenal sebagai Phobos dan Deimos. Kedua bulan ini relatif kecil dan memiliki bentuk yang tidak teratur.

Penjelajahan ke Mars telah dilakukan oleh berbagai misi antariksa, termasuk rovers seperti Sojourner, Spirit, Opportunity, Curiosity, dan Perseverance.

Misi-misi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang geologi, atmosfer, dan kondisi lingkungan Mars.

Mars tetap menjadi fokus penelitian dan eksplorasi manusia karena kemungkinan adanya kehidupan dan potensinya sebagai planet yang dapat dihuni.

Misi masa depan, seperti misi untuk mengirim manusia ke Mars, diharapkan dapat membuka wawasan baru tentang planet ini dan melanjutkan pencarian kita akan kehidupan di luar Bumi.

8. Planet Merkurius

Planet Merkurius

Merkurius adalah planet terdekat dengan Matahari dalam Tata Surya kita dan juga merupakan planet terkecil.

Planet ini memiliki diameter sekitar 4.879 kilometer, menjadikannya hanya sedikit lebih besar dari Bulan kita.

Merkurius memiliki permukaan yang penuh dengan kawah tabrakan dan tidak memiliki atmosfer yang signifikan. Permukaannya terdiri dari batuan dan kerak yang pecah-pecah.

Suhu di permukaan Merkurius sangat ekstrem, mencapai lebih dari 400 derajat Celsius pada siang hari dan turun di bawah minus 170 derajat Celsius pada malam hari.

Karena jaraknya yang dekat dengan Matahari, Merkurius memiliki orbit yang eksentrik, menjadikannya planet yang paling terpengaruh oleh gangguan gravitasi Matahari.

Hal ini mengakibatkan kecepatan orbital yang tinggi dan perubahan suhu yang ekstrem di permukaannya.

Merkurius tidak memiliki satelit alami atau atmosfer yang dapat menahan udara.

Meskipun demikian, penelitian menyiratkan adanya jejak es air di kutub Merkurius yang terlindungi dari sinar matahari di dalam kawah yang dalam.

Misi-misi seperti Messenger telah menjelajahi Merkurius dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang planet ini.

Misi tersebut mengungkapkan adanya medan magnet yang lemah di sekitar planet ini, serta karakteristik permukaan yang berbeda, termasuk kawah-kawah, bukit-bukit, dan cekungan besar.

Merkurius tetap menjadi objek penelitian yang menarik karena statusnya sebagai planet terdekat dengan Matahari dan karakteristik permukaannya yang unik.

Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul dan evolusi planet ini serta memberikan wawasan tentang kondisi di planet yang terletak di zona habitat Bumi.

Kesimpulan

Itulah sedikit informasi mengenai urutan nama planet dalam tata surya berdasarkan ukurannya, mulai dari nama hingga ciri-ciri setiap planet yang telah kami tulis untuk kamu.

Dengan mengetahui urutan nama planet dalam tata surya berdasarkan ukurannya diharapkan agar kamu tidak kebingungan lagi nantinya.

Selain planet-planet ini, ada juga planet kerdil yang disebut Pluto.

Namun, pada tahun 2006, International Astronomical Union (IAU) mengubah status Pluto menjadi “planet kerdil” karena karakteristiknya yang berbeda dari planet pada umumnya.