Infokekinian.com – Berikut adalah informasi mengenai Obligasi vs Saham, mana yang lebih menguntungkan? Yuk simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui informasinya lebih lengkap dan jelas.
Obligasi dan saham adalah dua instrumen investasi umum yang sangat diminati di kalangan investor.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa keduanya dapat memberikan keuntungan finansial jangka panjang. Jika kamu melakukannya secara teratur, keuangan kamu akan aman sampai kamu mati.
Namun, ada kekhawatiran yang sering muncul tentang kedua produk keuangan ini. Investasi mana yang paling menguntungkan, antara obligasi dan saham?
Tentu saja, saat memilih kendaraan pendanaan, investor harus mempertimbangkan semua keuntungan, kerugian, dan risiko. kamu dapat mulai berinvestasi jika kamu yakin dengan keputusan kamu.
Ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah saham atau obligasi adalah pilihan yang lebih menguntungkan.
Misalnya, imbal hasil atau return on investment, likuiditas, risiko, dan jangka waktu investasi. Ada baiknya kamu mempelajari hal-hal berikut ini agar kamu tidak bingung dalam memilih instrumen investasi terbaik.
Perbedaan Saham dan Obligasi
Sebelum menentukan instrumen mana yang akan dipilih, tentunya kamu harus memahami perbedaan antara keduanya.
Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti penyertaan modal untuk investor di sebuah perusahaan.
Saham dapat diperjualbelikan di pasar modal dalam satuan lot di mana setiap lot terdiri dari 100 lembar. Harga saham sendiri dijual per lembar dan dapat dibeli oleh siapa saja yang mempunyai modal.
Sehingga kamu juga memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam penanaman modal di suatu perusahaan.
Nantinya, investor akan menerima keuntungan dari kepemilikan saham tersebut sesuai dengan tingkat pengembalian berlaku. Sedangkan obligasi memiliki pengertian berbeda.
Obligasi juga sering dikenal dengan surat utang dan merupakan salah satu instrumen investasi yang menguntungkan bagi investor.
Surat hutang ini merupakan perjanjian peminjaman dana yang diterbitkan oleh entitas tertentu seperti korporasi maupun pemerintah.
Dalam surat tersebut terdapat informasi penting misalnya besarnya dana, bunga, jatuh tempo, dan sebagainya.
Surat hutang telah terbit di pasar perdana kemudian akan dibeli oleh investor dan berkedudukan sebagai pemegang obligasi.
Investor berhak menerima pokok beserta bunga (kupon) yang akan dibayarkan secara berkala hingga tiba waktu jatuh tempo. Beberapa jenis surat hutang juga dapat dijual lagi ke pendana lain di pasar sekunder.
Imbal Hasil (Return)
Imbal hasil alias return adalah salah satu aspek paling dilirik investor saat hendak menanamkan modalnya. Semakin besar imbal hasilnya, maka investasi tersebut dirasa kian menarik.
Saham merupakan instrumen yang dikenal memberikan return tinggi alias keuntungannya banyak. Sehingga banyak investor pemula tidak ragu bermain di sana.
Return atau imbal hasil dari investasi saham bisa diperoleh melalui capital gain atau pembagian dividen.
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor saat menjual kembali sahamnya ketika harga saham di pasar mengalami kenaikan. Sebenarnya capital gain juga bisa didapat di obligasi namun potensinya lebih besar pada saham.
Sementara dividen adalah dana yang menjadi hak pemegang saham dari hasil keuntungan bisnis suatu perusahaan.
Besarnya dividen yang diterima tidak sama antara setiap investor bergantung jumlah kepemilikan saham. Meskipun pembagian dividen belum tentu dibagikan setiap tahun namun keuntungannya juga lumayan.
Sementara imbal hasil obligasi diperoleh dari bunga atau kupon dari dana yang ditanamkan pemodal. Besarnya kupon berbeda-beda menyesuaikan kesepakatan di awal.
Besarnya bunga di instrumen ini lebih besar dibanding deposito sehingga lebih menguntungkan. Menariknya, pendapatan dari kupon bersifat tetap sehingga lebih stabil dibanding instrumen lainnya.
Beberapa jenis surat hutang seperti ORI dapat diperjualbelikan kembali kepada investor lain melalui pasar sekunder.
Ini artinya, pemodal memiliki kesempatan mendapatkan capital gain karena terdapat selisih harga beli dan jual. Akan tetapi tidak semua surat utang bisa dijual kembali seperti SBR (Surat Berharga Ritel).
Mana Risiko yang Lebih Besar?
Sama halnya dengan instrumen investasi apapun, saham dan obligasi juga memiliki sejumlah risiko.
Saham termasuk dalam penanaman modal berisiko tinggi karena memiliki harga sangat fluktuatif di pasar keuangan.
Jadi, kemungkinan terjadinya capital loss (penurunan harga) sangat besar. Untuk menghindarinya, sebaiknya investasikan modal di saham dalam jangka panjang.
Risiko lainnya yaitu jika perusahaan mengalami kebangkrutan atau dilikuidasi oleh institusi lain. Maka modal yang kamu tanamkan juga bisa tidak kembali.
Ini merupakan risiko yang banyak ditakuti oleh investor. Jika tidak siap dengan kemungkinan ini, sebaiknya kamu memilih instrumen lain.
Sementara risiko investasi obligasi bisa terjadi gagal bayar. Perusahaan yang menerima dana bisa saja bangkrut sehingga tidak bisa membayarkan pokok dan kupon.
Bukan tidak mungkin modal kamu hilang sebagian atau seluruhnya. Namun hal ini dapat dihindari dengan memilih surat yang diterbitkan pemerintah.
Ada jaminan tertulis di undang-undang bahwa pemerintah pasti membayar sesuai nilai pokok beserta bunganya.
Penjualan surat utang di pasar sekunder juga dapat mendatangkan kerugian berupa capital loss. Bisa saja harga jual di pasar lebih rendah dibanding harga beli sebelumnya.
Investasi Mana yang Lebih Baik?
Memang tidak ada jawaban yang pasti untuk sebuah pertanyaan ini. Karena setiap pemodal mempunyai tujuan untuk investasi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, kamu harus menetapkan tujuan berinvestasi agar dapat memilih instrumen sesuai kebutuhan. Selain saham dan obligasi, ada jenis investasi lain yang patut kamu pertimbangkan, yaitu P2P Lending.
P2P Lending di Modal Rakyat mampu memberikan keuntungan pada investor dengan pengembalian 15-25%. Yang menarik adalah kamu dapat memulai investasi ini mulai Rp25.000 saja.
Informasi seputar P2P Lending di Modal Rakyat bisa diakses lewat Tidak hanya saham dan obligasi, pendanaan ini juga menguntungkan.
Kesimpulan
Itulah sedikit informasi mengenai perbedaan dari Obligasi vs Saham, serta mana yang lebih menguntungkan dari dua jenis saham tersebut.
Demikianlah artikel mengenai Obligasi vs Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan? dan jangan lupa untuk terus kunjungi website Infokekinian.
Karena kami juga memiliki banyak informasi dan rekomendasi lain yang tentunya akan bermanfaat dan membantu sobat kekinian.