Pengertian hubungan sosial adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Interaksi antarindividu atau kelompok ini memungkinkan kita untuk membangun masyarakat yang terorganisir dan teratur.
Dalam artikel ini, infokekinian akan membahas pengertian hubungan sosial, jenis-jenisnya, serta ciri-cirinya.
Pengertian Hubungan Sosial
Hubungan sosial adalah interaksi antara individu atau kelompok yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu melalui komunikasi langsung atau tidak langsung. Hubungan sosial bisa bersifat dinamis, melibatkan pertukaran simbol, perilaku, atau perasaan antar pelaku.
Pengertian Hubungan Sosial Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian hubungan sosial menurut para ahli:
- Soerjono Soekanto (1986): Menurut Soerjono Soekanto, hubungan sosial adalah “interaksi antara individu atau kelompok yang mempunyai satu sama lain, serta menjalin atau membina serta merta tidak memutuskan atau merusak hubungan-hubungan itu”.
- Deden Mulyana (2001): Deden Mulyana mendefinisikan hubungan sosial sebagai “interaksi antarindividu atau kelompok yang meliputi proses komunikasi antarindividu atau kelompok yang melibatkan suatu perasaan saling mempengaruhi satu sama lain”.
- Max Weber: Salah satu tokoh sosiologi terkemuka, Weber menggambarkan hubungan sosial sebagai interaksi yang memiliki makna sosial di antara individu-individu yang terlibat. Makna sosial ini dapat berupa nilai-nilai, norma, atau tujuan bersama yang dipahami dan diakui oleh peserta hubungan.
- Emile Durkheim: Menurut Durkheim, hubungan sosial adalah jalinan ikatan moral atau solidaritas yang menghubungkan individu-individu dalam masyarakat. Solidaritas ini dapat bersifat mekanik (berdasarkan kesamaan tugas dan nilai) atau organik (berdasarkan saling ketergantungan dalam spesialisasi tugas).
Ciri-Ciri Hubungan Sosial
Berikut adalah beberapa ciri-ciri hubungan sosial:
1. Interaksi
Hubungan sosial melibatkan interaksi individu atau kelompok. Interaksi ini dapat berlangsung dalam berbagai bentuk, mulai dari komunitas verbal hingga tindakan fisik atau non-verbal.
2. Ketergantungan
Hubungan sosial sering kali melibatkan tingkat ketergantungan antar individu atau kelompok. Ketergantungan ini bisa bersifat ekonomi, emosional, atau sosial, di mana satu pihak membutuhkan yang lain untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu.
3. Keteraturan
Hubungan sosial memiliki keteraturan atau pola tertentu dalam interaksi yang terjadi. Pola ini bisa termasuk aturan, norma-norma sosial, atau ekspetasi yang mengatur perilaku dalam hubungan tersebut.
4. Keterkaitan Makna
Hubungan sosial sering kali melibatkan pertukaran makna atau inerpretasi yang saling dimengerti antara individu atau kelompok. Makna sosial ini dapat berkaitan dengan nilai-nilai, norma-norma, atau tujuan bersama yang dimiliki oleh peserta hubungan.
5. Saling Pengaruh
Hubungan sosial mengimplikasikan adanya saling pengaruh antarindividu atau kelompok yang terlibat. Saling pengaruh ini bisa berupa pengaruh atas perilaku, pandangan, atau keputusan yang diambil oleh pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan.
6. Pola dan Struktur
Hubungan sosial membentuk pola dan struktur tertentu dalam masyarakat. Pola ini dapat berupa jaringan atau hubungan yang membentuk jejaring sosial yang kompleks di dalam kelompok atau masyarakat yang lebih luas.
7. Kesalingan
Hubungan sosial sering kali melibatkan antara individu atau kelompok. Artinya, hubungan ini tidak bersifat satu arah tetapi melibatkan pertukaran, baik itu pertukaran materiil, informasi, atau dukungan sosial.
Jenis-Jenis Hubungan Sosial
Berikut adalah beberapa jenis-jenis hubungan sosial:
1. Hubungan Asosiatif
- Kerja Sama: Interaksi antarindividu atau kelompok yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk kerja sama dapat bervariasi, seperti kerja sama langsung, kerja sama spontan, kerja sama berdasarkan kontrak, atau kerja sama yang bersifat tradisional.
- Akomondasi: Merupakan proses menciptakan keseimbangan dalam interaksi sosial dengan meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Bentuk-bentuk akomondasi termasuk koersi (paksaan), kompromi (penyelesaian tengah-tengah), arbitrasi (penyelesaian oleh pihak ketiga yang netral), mediasi (intervensi pihak ketiga untuk mencapai kesepakatan), konsiliasi (upaya rekonsiliasi), toleransi (menerima perbedaan), stalemate (titik buntu), dan ajudikasi (penyelesaian melalui pengadilan).
- Asimilasi: Proses sosial di mana individu atau kelompok dengan latar belakang budaya berbeda bertemu dan berinteraksi, sehingga perbedaan budaya tersebut secara bertahap hilang dan terbentuk kebudayaan baru yang menyatukan mereka.
- Akulturasi: Merupakan proses di mana dua budaya atau lebih mencampurkan unsur-unsurnya menjadi satu kebudayaan baru tanpa menghilangkan identitas budaya aslinya. Proses ini dapat menghasilkan integrasi unsur-unsur budaya yang saling menguatkan.
2. Hubungan Disosiatif
- Persaingan: Ini adalah proses di mana individu atau kelompok bersaing untuk mencapai tujuan yang sama, tetapi dengan cara yang saling menghalangi atau bersaing secara langsung.
- Kontravensi: Merupakan interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan konflik, di mana terdapat ketidaksepakatan atau ketegangan tanpa adanya konfrontasi langsung.
- Konflik: Merupakan pertentangan atau pertikaian antara individu atau kelompok yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan, nilai, atau norma. Konflik dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, dari konflik interpersonal hingga konflik antar kelompok besar dalam masyarakat.
Kesimpulan
Hubungan sosial adalah aspek esensial dalam kehidupan manusia, memungkinkan kita untuk berinteraksi, bekerja sama, dan membentuk masyarakat yang terorganisir. Dengan memahami pengertian hubungan sosial, jenis-jenis, serta ciri-ciri, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dan mencapai tujuan bersama.
Melalui artikel ini, diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya hubungan sosial dan bagaimana cara membangun serta memeliharanya dalam kehidupan sehari-hari.