Advertisements

Penyebab Terjadinya Sembelit, Ini Cara Mengatasinya

Advertisements

Infokekinian.com – Kamu sedang mengalami gangguan sembelit? Yuk, kenali beberapa penyebab terjadinya sembelit serta gejalanya, agar kamu bisa mencegahnya kemudian hari.

Sembelit atau gejala konstipasi bisa sangat mengganggu karena menyakiti perut. Kamu harus belajar cara mengobati sembelit dengan aman jika kamu tidak ingin hal itu menghambat pekerjaan kamu.

Pengertian Sembelit
Sembelit adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kamu tidak dapat buang air kecil sesering biasanya.

Menurut sebuah artikel di JAMA Network, ada 8 juta keluhan tentang masalah ini yang disampaikan kepada dokter di Amerika Serikat setiap tahun.

Advertisements

Pengertian Sembelit

Konstipasi atau biasa disebut sembelit adalah gangguan pencernaan yang membuat sulit buang air besar (BAB) karena pergerakan usus yang jarang atau karena faktor lain.

Sembelit menyebabkan buang air besar menjadi tidak enak, nyeri, dan terkadang disertai pendarahan anus.

Selain itu, durasi buang air besar lebih lama sebagai akibat dari ketidakpuasan mereka yang terus-menerus dan perasaan bahwa ada sesuatu yang belum sepenuhnya terbuang.

Orang yang mengalami sembelit memiliki buang air besar yang teratur kurang dari tiga kali per minggu.

Penyebab Sembelit

Kotoran yang besar dan keras dapat menjadi penyebab terjadinya sembelit, tetapi masalah lain seperti wasir atau kanker kolorektal juga dapat menyebabkannya.

Sembelit sering disebabkan oleh kebiasaan makanan yang buruk dan pilihan gaya hidup. Sembelit atau konstipasi dapat disebabkan oleh sejumlah keadaan, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Kekurangan cairan tubuh
  2. Serat makanan yang tidak mencukupi
  3. Tidak berolahraga dan terlalu banyak duduk
  4. Stres atau perubahan lingkungan
  5. Usus besar mengalami obstruksi atau penyumbatan
  6. Penyakit kronis termasuk hipotiroidisme, diabetes, stroke, parkinsonisme, dan lain-lain
  7. Efek samping dari beberapa obat
  8. Leadaan kehamilan.

Gejala Sembelit

Advertisements

Gejala Sembelit
Tanda awal sembelit adalah keinginan untuk buang air besar (BAB) kurang dari tiga kali per minggu dan setiap buang air besar membutuhkan tenaga yang ekstra.

Berikut adalah beberapa gejala sembelit umum yang harus kamu waspadai:

  1. Kesulitan saat BAB
  2. Fases kering, besar, dan keras
  3. BAB kurang dari tiga kali setiap minggu
  4. Kembung atau rasa penuh di perut
  5. Sakit perut
  6. Darah dari anus keluar saat buang air besar
  7. Merasa tidak puas setelah buang air besar karena mereka percaya bahwa masih ada limbah di sana.

Cara Mendiagnosis Sembelit

Cara Mendiagnosis Sembelit
Dengan melakukan wawancara medis menyeluruh, pemeriksaan fisik langsung, pemeriksaan rektal jari, dan beberapa pemeriksaan, dokter dapat menegakkan diagnosis sembelit.

Berikut adalah beberapa diagnosis sembelit:

Wawancara Medis

Ketika kamu mengeluh sembelit, dokter kamu mungkin menanyakan tentang kebiasaan buang air besar kamu seperti frekuensi, jenis tinja, adanya darah, dll.

Serta lamanya keluhan, dan rutinitas sehari-hari seperti diet, olahraga, dan penggunaan suplemen atau obat.

Riwayat penyakit tertentu, seperti operasi usus, serta penurunan atau peningkatan berat badan juga akan diungkap oleh dokter.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik perut, termasuk melihat pembengkakan, nyeri saat ditekan, benjolan di perut, dan penggunaan stetoskop untuk mendengar suara usus, dapat dilakukan.

Pemeriksaan rektal adalah metode lain untuk memeriksa sembelit. Untuk memeriksa kotoran, tinja keras atau lunak, dll, dokter akan memasukkan jari ke dalam anus sambil mengenakan sarung tangan.

Pemeriksaan Penunjang

Contoh kemungkinan pemeriksaan penunjang meliputi:

1. Tes darah

Dokter kamu akan mencari masalah mendasar termasuk kadar hormon tiroid yang rendah.

2. Pemeriksaan Rektum dan kolon bawah (Sigmoidoskopi)

Dokter menggunakan tabung kecil fleksibel dengan kamera terpasang selama perawatan ini. Status rektum dan usus bagian bawah selanjutnya dievaluasi setelah tabung ditempatkan ke dalam anus.

3. Pemeriksaan Rektum dan Seluruh Usus Besar (Kolonoskopi)

Dokter menggunakan tabung kecil fleksibel dengan kamera terpasang untuk prosedur diagnostik ini. Untuk memeriksa rektum dan seluruh usus besar, tabung kemudian didorong ke dalam anus.

4. Pemeriksaan Fungsi Otot Sfingter Anus (manometri anorektal)

Balon kecil dipompa di ujung tabung tipis dan fleksibel yang dimasukkan dokter ke dalam anus.

Kemudian, alat ini dikeluarkan. Perawatan ini membantu para profesional medis dalam menilai sinkronisasi otot-otot buang air besar.

5. Pemeriksaan Kecepatan Otot Sfingter Snus (Pemeriksaan Ekspulsi Balon)

Tes ini, yang berguna untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendorong balon berisi air ke dalam rektum, sering dilakukan bersamaan dengan manometri anorektal.

6. Pemeriksaan Pergerakan Makanan Melalui Usus Besar (Uji Transit Kolon)

Pasien diberikan kapsul yang mengandung pewarna atau alat perekam selama perawatan ini. Selama beberapa hari, perjalanan kapsul melalui sistem pencernaan akan dilacak dan terlihat pada sinar-X.

7. Pemeriksaan Sinar X Dalam Rektum Selama Proses Buang Air Besar (Defekografi)

Zat berisi barium yang dapat dikeluarkan melalui rektum seperti feses dimasukkan ke dalam rektum selama operasi ini oleh dokter.

Pada sinar-X, barium dapat terlihat, yang mungkin merupakan tanda masalah dengan koordinasi atau fungsi otot.

8. Magnetic Resonance Imaging(MRI)

Gel kontras yang dapat dilewatkan melalui rektum seperti tinja dimasukkan oleh dokter selama perawatan ini.

Untuk melihat bagaimana otot-otot buang air besar bekerja, pemindaian MRI dilakukan. Selain itu, pemeriksaan ini dapat membantu dalam mendeteksi masalah yang dapat menyebabkan sembelit.

Pengobatan untuk Sembelit

Tidak ada pilihan lain selain mengubah kebiasaan atau cara hidup kamu untuk menghindari dan mengobati sembelit.

Olahraga dan makan yang teratur akan membantu mempercepat metabolisme tubuh dan membangun daya tahan kebugaran.

Untuk meningkatkan peristaltik usus terbaik, 25–30g serat per hari dari sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan juga harus dikonsumsi setiap hari.

Selain itu, tingkatkan asupan prebiotik yang mengandung oligosakarida misalnya pisang, pepaya, ubi jalar, bawang bombay. Metode lain untuk mengobati sembelit meliputi:

  1. Gunakan diet seimbang dan sehat setidaknya 10 gelas, atau 2 liter, air harus dikonsumsi setiap hari karena fakta bahwa air membantu dalam mencerna makanan
  2. Jangan ditunda dan biasakan diri BAB setiap hari
  3. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan minuman bersoda
  4. Sering-seringlah berolahraga untuk mempercepat metabolisme tubuh kamu. Jika kamu tidak punya waktu untuk berolahraga, jadwalkan istirahat secara teratur untuk jalan-jalan atau naik turun tangga di kantor kamu
  5. Untuk membantu waktu transit usus, biasakan untuk rutin mengonsumsi makanan dan serat.

Dokter biasanya akan menyarankan penggunaan obat pencahar jika teknik pengobatan sembelit di atas tidak efektif.

Namun, jika sembelit berkembang dengan cepat dan tiba-tiba, obat pencahar dapat ditarik segera setelah tinja menjadi lunak dan bisa dilewati.

Pengobatan untuk Sembelit Penyebab Terjadinya Sembelit
Kamu dapat mengonsumsi obat-obatan berikut untuk meredakan sembelit:

1. Obat Pencahar Stimulan

Mengkonsumsi obat ini akan menyebabkan kontraksi usus berkembang. Bisacodyl adalah contoh dari obat stimulan.

2. Obat Pelembut Tinja

Obat ini membantu menarik cairan dari usus, membuat feses lebih lembut dan lebih mudah dikeluarkan. Sodium docusate adalah salah satu obat tersebut.

Pencahar osmotik, ketiga Obat ini akan membuat tinja lebih lunak dengan meningkatkan jumlah cairan di usus, yang akan mendorong usus untuk mendorong tinja keluar.

Obat-obatan makrogol dan laktulosa adalah contohnya.

3. Suplemen Serat

Obat ini akan membuat tinja lebih banyak. Kalsium polikarbofil, serat metilselulosa, dan psyllium adalah beberapa contoh obat ini.

Misoprostol adalah salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengobati sembelit kronis.

Obat sembelit hanya boleh digunakan untuk waktu yang singkat sebelum dihentikan segera setelah gejala membaik.

Penggunaan obat sembelit dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketidakseimbangan garam dan mineral, kelainan usus, dan penyakit usus.

Komplikasi Sembelit

Sembelit biasa terjadi dalam jangka waktu yang lama, komplikasi dari sembelit umumnya jarang terjadi. Komplikasi yang mungkin timbul antara lain:

1. Impaksi Feses

Gangguan ini dapat berkembang jika ada akumulasi tinja yang kering dan keras di rektum sebagai akibat dari konstipasi yang persisten.

2. Prolaps Rektum

Mengejan terus menerus menyebabkan rektum bergerak dari posisi awalnya dan menonjol dari anus.

3. Fisura Ani

Mengejan dalam waktu lama dikombinasikan dengan tinja yang keras dapat menyebabkan fisura anus atau robeknya kulit dinding anus.

4. Wasir

Mengejan dalam waktu lama juga dapat menyebabkan pembengkakan dinding anus melalui dilatasi pembuluh darah.

FAQ

Berikut kami telah merangkum beberapa pertanyaan yang biasa dipertanyakan:

Sembelit Harus Makan Apa?

Berikut adalah beberapa makanan yang bisa kamu konsumsi saat mengalami sembelit:

  1. Sayuran hijau
  2. Buah apel
  3. Buah kiwi
  4. Roti gandum utuh
  5. Ubi jalar
  6. Kefir
  7. Chia seed.

Bagaimana Cara Melancarkan BAB Keras?

Berikut adalah beberapa cara cepat untuk mengatasi sembelit:

  1. Minum banyak air
  2. Makan makanan tinggi serat
  3. Minum yogurt
  4. Makan brokoli
  5. Minum obat pencahar
  6. Jangan tunda BAB.

Bolehkah Minum Susu Saat Sembelit?

Menurut penelitian, jika mengonsumsi produk susu seperti keju dalam jumlah yang banyak bisa memicu sembelit karena kandungan laktosa dalam susu yang bisa menimbulkan gas serta kembung meningkat.

Kesimpulan

Itulah sedikit informasi mengenai pengertian, fungsi serta penyebab terjadinya sembelit yang lengkap dengan cara mendiagnonis serta cara penanganannya.

Dan dapat kita simpulkan, jika sembelit ini bisa terjadi karena kurangnya minum dan serat pada tubuh. Perubahan pola makan atau diet pun bisa menjadi penyebab terjadinya sembelit.

Dan perlu di ingat, jika kamu harus tetap berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat dan tentunya untuk menghindari “self diagnosis”, sehingga kamu tidak sembarangan meminum obat.