InfoKekinian.com – Saat ini, kebanyakan orang pasti gemar mendengarkan musik, baik pop, R&B, maupun Jazz. Alunan musik itu tentunya tak akan luput dari alunan tangga nada dalam musik yang merupakan kunci dari lagu tersebut.
Hal ini dikarenakan tangga nada dalam musik tersebutlah yang mampu menjadikan alunan musik menjadi enak didengar, sehingga banyak diantara kita yang senang mendengarkan musik.
Meskipun begitu, masih banyak diantara kita yang hanya memahami nada saja namun tidak mengetahu apa saja jenis nada yang ada.
Nah untuk itu, Infokekinian.com telah merangkum informasi seputar tangga nada dalam musik dibawah ini agar kamu bisa mengetahuinya lebih lanjut.
Pengertian Tangga Nada
Tangga nada merupakan suatu susunan berjenjang yang berasal dari nada pokok sebuah sistem nada, mulai dari nada dasar hingga oktaf seperti do, re, mi, fa, so, la, si, do.
Namun, beberapa pendapat juga mengatakan jika tangga nada adalah susunan dari beberapa nada yang kemudian dirangaki dengan rumus interval dari nada tertentu.
Apa itu interval nada? Nah, interval nada ini sendiri pun bisa dikatakan sebagai jarak antara nada satu dengan nada lainnya.
Jarak ini pun terbilang beragam, ada mempunyai jarak sekitar ½, ada yang 1 bahkan 2.
Nantinya jarak ini yang akan langsung menentukan sebuah variasi nada serta jenis tangga nada apa yang dihasilkan nantinya.
Tangga nada pun mempunyai tiga jenis tangga nada yang berbeda, misalkan nada pentatonis, diatonis, ataupun kromatis.
Dalam dunia musik, tangga nada ini lebih akrab disapa sebagi instrumen yang dapat membuat sebuah lagu bisa didengar dengan secara indah dan harmonis.
Dan seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa tangga nada adalah kumpulan dari beberapa not lagu yang telah disusun secara berurutan.
Jenis-Jenis Tangga Nada dalam Musik
Tangga nada memiliki tiga jenis yang berbeda, yang nantinya ketiga tersebut akan terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan nada masing-masing. Berikut adalah penjelasannya:
1. Jenis Tangga Nada Diatonis
First of all, kita akan membahas tangga nada diatonis yang merupakan tangga nada yang didalam satu oktafnya mempunyai tujuh nada yang berbeda dan diakhiri dengan nada satu yang berulang.
Lalu jarak antar nada diatonis dan not ini adalah ½. C mayor merupakan salah satu dari nada diatonis yang mana nada ini akan dimulai dari Do dan akan diteruskan dengan A minor yang diawali dari La.
Dalam sebuah teori musik, diatonis ini sendiri merupakan suatu hal pengetahuan dasar, terutama pada musik dari Eropa.
Dan diatonis inipun terdiri dari dua jenis tangga nada lagi seperti yang akan dijelaskan dibawah ini:
a. Tangga Nada Diatonis Mayor
Diatonis mayor merupakan salah satu tangga nada yang paling umum digunakan dalam sebuag musik. Jarak yang digunakan antara nor dan nada pun 1-1-½-1-1-1-½.
Seperti yang sudah kita ketahui jika tangga nada diatonis mayor ini terdiri dari do, re, mi, fa, so, la, si, do yang merupakan diatonis C mayor.
Umumnya diatonis mayor ini akan menghasilkan musik dengan nuansa yang menyenangkan dan ceria saat dimainkan, seperti beberapa contoh lagu dibawah ini:
- Berkibarlah Benderaku
- Bintang Kecil
- Bangun Pemudi Pemuda
- Gebyar Gebyar
- Balonku.
b. Tangga Nada Diatonis Minor
Berbalikan dari diatonis mayor yang menghasilkan tangga nada dengan nuansa ceria, maka diatonis minor ini justru mempunyai nuansa musik yang cenderung sedih dan melankolis.
Jarak pada nada yang digunakan pada diatonis ini pun -½-1-1-½-1-1. Dan contoh dari tangga nada yang digunakan adalah A minor, yang terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, la.
Berikut adalah beberapa lagu nasional yang menggunakan diatonis minor:
- Syukur
- Bagimu Negeri
- Indonesia Pusaka
- Ambilkan Bulan
- Bintang Kejora.
2. Tangga Nada Pentatonis
Pentatonic scale atau tangga nada pentatonis merupakan jenis tangga nda yang juga paling umum digunakan dalam sebuah musik.
Dilansir dari lama Encyclopedia Britannica yang mengatakan bahwa jenis nada ini mempunyai lima nada yang berbeda dalam satu oktaf.
Pada saat musik pertama kali berkembang, nada pentatonis inipun sudah ada.
Hal inipun terbukti dengan ditemukannya nada pentatonis didalam musik yang ada didunia dan biasa dipakai pada musik modern maupun tradisional.
Sama halnya dengan nada diatonis, nada pentatonis ini juga terbagi menjadi dua jenis yaitu pelog dan slendro. Berikut adalah penjelasannya:
a. Tangga Nada Pelog
Nada pelog ini mempunyai lima nada dengan perbedaan jaraknya yang cukup besar yaitu do, mi, fa, sol, si, dengan karakter musik yang menyenangkan dan kesan penghormatan
Berikut adalah beberapa contoh dari lagu daerah yang menggunakan nada pelog:
- Pitik Tukung yang berasal dari Jawa Tengah
- Gundul-gundul pacul yang berasal dari Jawa Tengah
- Ngusak Asing yang berasal dari Bali
- Karatagan Pahlawan yang berasal dari Jawa Barat
- Macepet Cepetan yang berasal dari Bali.
b. Tangga Nada Salendro
Tidak jauh berbeda dengan nada pelog, nada salendro ini juga mempunya karakter nada yang lincah dan juga menyenangkan.
Namun yang membedakannya adalah jarak antar nadanya yang terbilang cukup kecil, yaitu do, re, mi, sol, la.
Berikut adalah beberapa contoh dari lagu yang menggunakan nada salendro:
- Lir Ilir yang berasal dari Jawa Tengah
- Te Kate Dipanah yang berasal dari Jawa Tengah
- Cing Cangkeling yang berasal dari Jawa Barat
- Keraban Sape yang berasal dari Jawa Tengah
- Cublak-cublak Suweng yang berasal dari Jawa Tengah.
3. Tangga Nada Kromatis
Last but not least, nada kromatis ini merupakan jenis tangga nada yang terakhir yang memiliki 12 not yang dipisahkan oleh setengah nada.
Sebenarnya tangga nada ini merupakan turunan diatonis mayor, dimana kebanyakan lagu-lagu dari semua genre, termasuk genre musik jazz, rock, pop, dan spiritual, sering menggunakan tangga nada jenis ini.
Komposisi Ismail Marzuki, Indonesia Pusaka dan Bungong Jeumpa dari Aceh adalah dua lagu yang menggunakan tangga nada kromatik.
Urutan Tangga Nada
Berikut adalah penjelasan mengenai urutan tangga nada:
1. Tangga Nada Modal
Urutan nada paling awal adalah tangga nada modal yang terkadang dikenal sebagai skala modal.
Skala modal ini terdiri dari 7 tangga nada yaitu, IIonian, dorian, phrygian, lydian, mixolydian, aeolian, dan locrian yang perlu kamu ingat urutannya.
Ionian adalah skala modal pertama, dan Locrian adalah yang terakhir. Kemudian ada beberapa mode mayor dan beberapa mode minor yang keduanya merupakan skala modal.
Dimana setiap tangga nada memiliki suara yang unik dan memberikan nuansa musikal. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai skala modal:
Tangga nada modal adalah sebuah penamaan nada yang berdasarkan urutan nada ke beberapa skala. Misalkan, tangga nada yang dimulai dari C=Do.
Lalu nada tersebut akan membentuk suatu skala seperti C-D-E-F-G-A-B-C. Dari sini bisa kamu lihat, jika pada skala ini dimulai dari nada C, diikuti dengan D, lalu E, dan seterusnya.
Berdasarkan skala yang disebutkan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa C adalah Ionian, D adalah Dorian, E adalah Phrygian, F adalah Lydian, G adalah Mixolydian, A adalah Aeolian, dan akhirnya B adalah Locrian.
Jika kamu ingin memainkan tangga nada modal dengan benar, kamu harus mulai dengan tangga nada Ionian, Dorian, Phrygian, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan Locrian.
Akan lebih mudah bagi kamu untuk menggabungkan urutannya jika kamu telah mempelajarinya.
Misalnya, jika kamu menggunakan tangga nada Mixolydian dengan huruf kapital G, nada C adalah tangga nada awal kamu.
Jika kamu bingung, simak penjelasan dibawah ini:
Kamu dapat memainkan tangga nada berdasarkan penjelasan di atas saat kamu memainkan lagu dengan tangga nada C.
Misalnya, jika kamu memainkan tangga nada C, kamu kemudian memainkan melodi A minor. Mengingat hal ini, tangga nada A yang kamu mainkan adalah tangga nada Aeolian.
Skala D Dorian dihasilkan dari memainkan musik dalam skala D.
Misalnya, ketika kamu memainkan nada dengan nada seperti Dm…?|G7…|Cmaj7… Maka, nada Dm ini menggunakan tangga nada Dorian.
Sementara G7 menggunakan skala Mixolydian untuk nada suaranya. Skala Ionia kemudian diterapkan pada nada Cmaj7. Lagu dan musik jazz biasanya sering menggunakan tangga nada ini.
Pemain dan komposer jazz sering menggunakan skala yang disebutkan di atas saat mencoba memainkan komposisi.
Sehingga semua cast member akan bermain di modal scale tersebut tanpa meninggalkan akarnya di tangga C ketika music director atau band leader menginstruksikan mereka untuk melakukannya dimulai dengan nada G Mixolydian.
Mari kita coba temukan beberapa contoh lagi. Saat kamu sedang memainkan tangga nada dengan nada Do=G. Skala kemudian akan terlihat seperti ini: G-A-B-C-D-E-F#-G’.
Skala modal yang dimulai dari nada G sudah bisa digunakan untuk membuat melodi dengan teknik yang sama.
A Dorian, B Phrygian, C Lydian, D Mixolydian, E Aeolian, dan F# Locrian membentuk skala yang kamu gunakan.
Rumusnya sama seperti pada tabel sebelumnya. kamu sedang memainkan tangga nada modal E dalam tangga nada G jika kamu memainkan nada E Aeolian.
2. Tangga Nada Penuh
Tangga nada dengan jarak nada satu not penuh di antara nada disebut sebagai tangga nada penuh.
Sehingga tidak ada jarak nada dalam tangga nada ini yang memiliki setengah jarak di antara keduanya.
Kamu dapat mengontraskan keseluruhan skala dengan skala utama agar lebih mudah dipahami.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, not tangga nada mayor termasuk dalam interval nada 1, 1, 12, 1, 1, 1, 12. Bunyinya akan seperti C-D-E-F-G-A-B-C jika kamu menyanyikannya menggunakan tangga nada C.
Selain itu, interval nada yang jaraknya satu nada penuh dapat ditemukan pada tangga nada ini. dimana nada disusun seperti, nada pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, b7.
Ini akan membutuhkan notasi berikut jika dimainkan pada skala Do=C: C, D, E, F#, G#, Bb.
Kesimpulan
Itulah sedikit informasi mengenai tangga nada dalam musik yang perlu kamu ketahui, lengkap dengan beberapa jenisnya.
Dalam mengenal tangga nada ini terbilang cukup penting, apalagi bagi kita yang baru mengenal dunia musik, mungkin akan sedikit menantang untuk memahaminya.
Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena musik secara alami membutuhkan proses yang terbilang tidak mudah.
Tips terpenting dari kami untuk kalian yang sedang belajar musik adalah untuk memparktikannya secara langsung, jadi jangan hanya berpacu pada teori saja.
Karena menerapkan teori yang telah kita pelajari sebelumnya dalam praktik adalah salah satu hal terpenting yang dapat kita lakukan, intinya adalah bahwa latihan dapat membantu kamu dalam belajar.
Seperti halnya kita yang ingin bermain gitar, pada saat itu kita tidak hanya butuh belajar mengenai notnya saja, namun kita perlu langsung mempraktikkanya pada gitar.
Kita membutuhkan repitisi atau pengulangan sesering mungkin saat belajar musik. Karena kita akan terbiasa jika kita membiasakan diri dengan hal yang kita lakukan.
Dipaksa, terpaksa, lalu bisa, kemudian biasa, dan terbiasa.
Hal ini tentunya akan sama disaat kamu akan mulai bermusik, sesuatu hal yang sulit dilakukan jika dipaksa dan terpaksa untuk diulangi secara terus menerus, maka secara perlahan kamu akan terbiasa dengan hal tersebut.
Kamu tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar, cukup habiskan waktu 15 hingga 30 menit perharinya dan dilakukan sesering mungkin.
Dengan cara ini, pembelajaran musik akan lebih berkembang dan lebih mudah untuk dihafal.
Memahami setiap tangga nada yang kamu pelajari akan menjadi lebih sederhana jika kamu sering mempraktikkannya.
Dan bagi kamu yang ingin berprofesi sebagai komposer musik atau pencipta lagu, semoga ini bisa membantu kamu. Karena musik lebih dari sekedar kumpulan nada.
Namun, kamu juga harus belajar mengenali nada-nada tersebut dengan lebih jelas, sehingga musik yang kamu ciptakan memiliki nuansa yang indah dan enak didengarkan oleh banyak orang.