Temukan apa itu makanan fermentasi, jenis-jenisnya, manfaat kesehatan, dan cara membuatnya di rumah. Makanan fermentasi semakin populer di kalangan masyarakat karena manfaatnya yang luar biasa untuk kesehatan. Proses fermentasi telah digunakan selama berabad-abad sebagai salah satu cara alami untuk mengawetkan makanan dan minuman.
Tidak hanya membuat makanan lebih tahan lama, fermentasi juga meningkatkan nilai gizi makanan. Dalam artikel ini, infokekinian akan membahas secara lengkap tentang apa itu makanan fermentasi, jenis-jenisnya, manfaat kesehatannya, serta cara membuatnya sendiri di rumah.
Apa Itu Makanan Fermentasi?
Makanan fermentasi adalah makanan yang mengalami proses fermentasi di mana mikroorganisme seperti bakteri, ragi, atau jamur mengubah gula dalam makanan menjadi asam, gas, atau alkohol.
Proses ini dapat meningkatkan daya tahan makanan sekaligus menciptakan rasa dan tekstur yang unik. Misalnya, asam laktat yang dihasilkan selama fermentasi memberikan cita rasa asam yang khas pada produk seperti yogurt dan kimchi.
Jenis-Jenis Makanan Fermentasi
Berikut beberapa jenis makanan fermentasi yang populer dan mudah ditemukan:
1. Kimchi
Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang terbuat dari sawi putih atau kubis yang difermentasi bersama berbagai bumbu, seperti cabai, bawang putih, jahe, dan bawang bombay. Proses fermentasi kimchi berlangsung dalam beberapa hari hingga beberapa minggu. Kimchi dikenal kaya akan probiotik yang baik untuk pencernaan.
2. Yoghurt
Yoghurt adalah produk susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. Yoghurt sering dianggap sebagai sumber probiotik yang baik dan dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.
3. Tempe
Tempe adalah makanan fermentasi khas Indonesia yang terbuat dari kedelai. Proses fermentasi dilakukan dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai sumber protein nabati yang kaya dan mengandung serat serta berbagai vitamin B.
4. Kefir
Kefir adalah minuman fermentasi yang terbuat dari susu atau air, menggunakan biji kefir yang mengandung campuran bakteri dan ragi. Kefir sering kali dianggap lebih kuat dalam hal probiotik dibandingkan yoghurt dan memiliki rasa yang lebih asam.
5. Sauerkraut
Sauerkraut adalah makanan fermentasi yang terbuat dari kubis yang dipotong tipis dan difermentasi menggunakan bakteri asam laktat. Ini adalah makanan tradisional Jerman yang mirip dengan kimchi, tetapi tidak menggunakan bumbu pedas.
6. Tape
Tape adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari singkong atau ketan yang difermentasi menggunakan ragi. Proses fermentasi menghasilkan rasa manis dan sedikit beralkohol. Tape sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai makanan penutup.
7. Miso
Miso adalah pasta fermentasi yang terbuat dari kacang kedelai, beras, atau gandum, yang difermentasi dengan bantuan jamur Aspergillus oryzae. Miso merupakan bahan penting dalam masakan Jepang, terutama dalam sup miso.
8. Kombucha
Kombucha adalah minuman teh yang difermentasi dengan bantuan kultur bakteri dan ragi. Minuman ini populer sebagai alternatif sehat yang mengandung probiotik dan berbagai nutrisi penting untuk tubuh.
Manfaat Makanan Fermentasi
Berikut adalah beberapa manfaat makanan fermentasi:
1. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Makanan fermentasi mengandung probiotik, yaitu bakteri baik yang mendukung kesehatan pencernaan. Probiotik membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang dapat mengurangi gangguan pencernaan seperti sembelit, diare, dan sindrom iritasi usus besar (IBS). Konsumsi makanan fermentasi secara rutin juga dapat membantu mengurangi peradangan usus.
2. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Sebagian besar sistem kekebalan tubuh berkaitan erat dengan kesehatan usus. Dengan mengonsumsi makanan yang kaya probiotik, seperti yogurt dan kimchi, kamu dapat mendukung keseimbangan mikroorganisme dalam usus, yang pada gilirannya memperkuat sistem kekebalan tubuh. Probiotik juga membantu tubuh melawan patogen dan mencegah infeksi.
3. Meningkatkan Penyerapan Nutrisi
Proses fermentasi dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam makanan, seperti vitamin B, K, dan C, serta enzim yang mempermudah pencernaan. Selain itu, fermentasi dapat mengurangi zat anti-nutrisi, seperti fitat, yang biasanya mengganggu penyerapan mineral penting seperti zat besi, magnesium, dan seng.
4. Mendukung Penurunan Berat Badan
Makanan fermentasi dapat membantu mengatur berat badan. Probiotik yang terdapat dalam makanan fermentasi membantu mengatur metabolisme dan menyeimbangkan hormon yang terkait dengan penyimpanan lemak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik tertentu dapat membantu mengurangi lemak tubuh, terutama lemak di perut.
5. Meningkatkan Kesehatan Jantung
Beberapa makanan fermentasi, seperti tempe dan miso, mengandung senyawa yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan tekanan darah.
Probiotik juga berperan dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan peradangan dan meningkatkan metabolisme lemak.
6. Membantu Mengurangi Kecemasan dan Depresi
Hubungan antara usus dan otak sangat kuat, yang dikenal sebagai “gut-brain axis.” Probiotik dalam makanan fermentasi dapat memengaruhi suasana hati dan fungsi otak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi dengan memengaruhi hormon stres dan meningkatkan produksi neurotransmiter yang berkaitan dengan suasana hati, seperti serotonin.
7. Memiliki Sifat Antioksidan
Makanan fermentasi, seperti kombucha dan tempe, memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Antioksidan membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh, sehingga mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker dan penuaan dini.
8. Mengawetkan Makanan Secara Alami
Proses fermentasi membantu mengawetkan makanan tanpa perlu bahan pengawet kimia. Fermentasi menghasilkan asam (seperti asam laktat dan asam asetat) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya, sehingga makanan bisa bertahan lebih lama.
Cara Membuat Makanan Fermentasi Sendiri
Jika kamu tertarik mencoba membuat makanan fermentasi sendiri di rumah, berikut beberapa tips dasar yang bisa kamu ikuti:
1. Pilih Bahan yang Tepat
Bahan makanan yang akan difermentasi harus segar dan bebas dari bahan pengawet. Bahan pengawet dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan dalam proses fermentasi.
2. Siapkan Alat dan Wadah yang Bersih
Gunakan wadah yang bersih dan steril, seperti toples kaca atau wadah fermentasi khusus, untuk memastikan proses fermentasi berjalan dengan baik tanpa kontaminasi.
3. Gunakan Garam atau Starter Fermentasi
Beberapa jenis makanan fermentasi, seperti sauerkraut dan kimchi, membutuhkan garam untuk membantu proses fermentasi. Sementara itu, makanan fermentasi lainnya seperti yoghurt memerlukan starter yang mengandung bakteri baik.
4. Jaga Suhu dan Waktu Fermentasi
Suhu adalah faktor penting dalam fermentasi. Biasanya, suhu kamar (sekitar 20-25°C) adalah suhu ideal untuk fermentasi makanan. Waktu fermentasi bervariasi tergantung jenis makanan, dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
5. Periksa Proses Fermentasi Secara Berkala
Selama proses fermentasi, kamu perlu memeriksa kondisi makanan secara berkala. Pastikan tidak ada tanda-tanda kontaminasi, seperti bau busuk atau jamur yang tidak diinginkan.
Kesimpulan
Makanan fermentasi tidak hanya lezat, tetapi juga penuh dengan manfaat kesehatan. Dengan berbagai pilihan seperti kimchi, yoghurt, tempe, dan kombucha, kamu dapat menambahkan variasi makanan sehat ke dalam diet harian kamu. Selain itu, membuat makanan fermentasi di rumah bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan.
Makanan fermentasi adalah pilihan tepat untuk mendukung kesehatan pencernaan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jadi, tidak ada salahnya mencoba berbagai jenis makanan fermentasi dan merasakan manfaatnya secara langsung.